Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif hingga akhirnya berada di zona merah pada penutupan perdagangan saham Kamis, (21/1/2021). Aksi ambil untung setelah ada sentimen Joe Biden dan pembatasan kegiatan juga mempengaruhi laju IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,25 persen atau 15,86 poin ke posisi 6.413,89. Indeks saham LQ45 merosot 0,36 persen ke posisi 1.011,20. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Advertisement
Sebanyak 241 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 248 saham menguat dan menahan pelemahan IHSG. 140 saham diam di tempat. Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.504,99 dan terendah 6.399,66.
Total frekuensi perdagangan 1.544.917 kali dengan volume perdagangan 18 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 19,2 triliun. Investor asing lepas saham Rp 136,67 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.030.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 1,7 persen, sektor saham aneka industri menguat 1,4 persen, dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,96 persen. Sementara itu, sektor saham keuangan melemah 0,99 persen, sektor saham tambang melemah 0,66 persen dan sektor saham barang konsumsi turun 0,35 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, pelaku pasar merealisasikan keuntungan ketika euforia pelantikan Biden sudah mereda sehingga menekan IHSG. Selain itu, kebijakan perpanjangan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga memberikan sentimen negatif ke pasar saham.
“Kebijakan perpanjangan masa PPKM juga memberikan sentimen bagi terjadinya aksi profit taking, setelah IHSG berhasil mencapai 6.500, maka aksi profit taking terjadi,” ujar Nafan, saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham
Di tengah pelemahan IHSG, sejumlah saham yang catatkan penguatan atau top gainers antara lain saham FPNI melonjak 25 persen ke posisi Rp 320 per saham, saham DCII menguat 24,80 persen ke posisi Rp 4.780 per saham, dan saham ASJT naik 24,75 persen ke posisi Rp 252 per saham.
Sedangkan saham yang melemah atau catatkan top losers antara lain saham DAYA melemah 6,99 persen ke posisi Rp 346 per saham, saham SDPC turun 6,98 persen ke posisi Rp 120 per saham, dan saham SGER turun 6,97 persen ke posisi Rp 935 per saham.
Advertisement
Aksi Investor Asing
Sedangkan saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebanyak Rp 93,8 miliar, saham ASII sebanyak Rp 61,3 miliar, saham TLKM sebanyak Rp 54 miliar, saham BBTN sebanyak Rp 24,8 miliar, dan saham BMRI sebanyak Rp 22,6 miliar.
Lalu saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BFIN sebanyak Rp 62,8 miliar, saham BBCA sebanyak Rp 46,6 miliar, saham BUMI sebanyak Rp 30,1 miliar, saham SMGR sebanyak Rp 24,9 miliar, dan saham CPIN sebanyak Rp 20,4 miliar.
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia sebagian besar menguat kecuali indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,12 persen dan IHSG melemah 0,25 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,57 persen, indeks saham Shanghai menguat 1,07 persen, indeks saham Singapura naik 0,34 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 2,2 persen, dan pimpin penguatan.
Advertisement