Liputan6.com, Gujarat - Perubahan nama dragon fruit alias buah naga dilakukan oleh negara bagian Gujarat di India.
Keputusan ini dilakukan karena seringkali nama asli dari buah ini dikaitkan dengan China, yang kemudian menuai cemooh dari oposisi negara tersebut.
Advertisement
"Pemerintah Gujarat telah memutuskan kata buah naga tidak sesuai, dan sering dikaitkan dengan China. Bentuk buahnya seperti teratai dan karena hal ini maka kami memberi nama Sansekerta baru untuk buah ini, yaitu kamalam. Tidak ada yang menenang tentang hal tersebut." ujar Kepala Menteri Gujarat, Vijay Rupani, kepada media pada hari selasa lalu.
Gujarat merupakan negara asal Perdana Menteri Narendra Modi. Teratai atau kamal dalam bahasa Hindi merupakan simbol dari Bharatiya Janata Party (BJP), sebuah partai yang berkuasa di Modi. Buah ini nantinya akan dikenal sebagai kamalam di negara bagian, kata Rupani, yang berasal dari BJP.
Setelah Modi memuji para petani dalam program radio untuk membudidayakan buah naga di wilayah gersang Kutch di Gujarat, perkembangan pun terjadi dalam beberapa bulan.
"Setelah itu para petani mendekati saya, dan menyarankan untuk mengganti nama buah naga menjadi kamalam," kata Vinod Chavda, anggota parlemen BJP dari Kutch. "Saya senang negara menerima proposal tersebut." sambungnya.
Saksikan Juga Video Berikut Ini:
Perubahan Nama Buah Naga Memicu Semangat Petani
Mengutip CNN, Kamis (21/1/2021), di Kutch ada lebih dari 200 petani yang menanam buah naga pada lahan sebesar 1.500 hektar, kata Thakkar, seorang petani dari wilayah tersebut.
"Nama India pada buah ini akan membawa lebih banyak kebahagiaan bagi kami." ujarnya.
"Kami merasa tingkat penerimaan buah juga akan meningkat jika dipandang sebagai buah India." sambung Thakkar, yang telah menanam buah naga selama lima tahun ini.
Tidak hanya di Kutch, buah ini juga ditanam di negara bagian tetangga Maharashtra dan di timur laut India. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda bahwa pemerintah daerah setempat berencana untuk melakukan perubahan nama di sini. Akan tetapi kongres oposisi menyebut bahwa perubahan nama tersebuy adalah tipu muslihat.
"Pemerintah tidak memiliki apa pun yang berharga untuk ditampilkan sebagai pencapaian, dan berusaha mengalihkan perhatian dari masalah yang ada," kata juru bicara Kongres Gujarat Manish Doshi.
Pada saat ini India dan China terkunci dalam kebuntuan militer di sepanjang perbatasan himalaya yang diperebutkan, setelah bentrokan berdarah antara pasukan yang menewaskan 20 tentara India pada Juni lalu. New Delhi telah menanggapi dengan melarang aplikasi buatan China dan membatasi impor.
Reporter: Veronica Gita
Advertisement