Liputan6.com, Jakarta - Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengatakan 19 persen dari kasus Covid-19 mengalami pneumonia. Pneumonia merupakan kondisi peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi.
"Kalau dihitung-hitung sekitar 19 persen kasus Covid-19 mengalami pneumonia," ujarnya dalam diskusi virtual yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (21/1).
Advertisement
Menurut Agus, pasien Covid-19 ada yang mengalami pneumonia bisa sembuh atau sebaliknya. Namun, berdasarkan data 3 persen dari 19 persen pasien pneumonia Covid-19 tak bisa sembuh dan berakhir meninggal dunia.
"Dari data statistik menunjukkan angka mortalitas kalau sudah terjadi pneumonia dari 19 persen itu sekitar 3 persennya bisa meningkatkan angka kematian. Angka kematian di kita kan sekitar 2,9 persen. Artinya itu sudah terjadi pneumonia umumnya," ujarnya.
Sementara itu, sekitar 16 persen pasien Covid-19 yang mengalami pneumonia bisa sembuh. Akan tetapi, saat mereka dinyatakan sembuh, umumnya paru pasien tidak sempurna seperti semula.
"Kalau dilihat dari perjalanan Covid-19 ini ketika paru sudah terjadi kerusakan, pneumonia itu menimbulkan sisa yang disebut sebagai fibrosis pascaCovid-19. Jadi jaringan parunya peradangan, Covid-19 hilang negatif hasil PCR tapi parunya ketika discaning sudah terjadi kerusakan fibrosis," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Pada Long Covid-19
Kerusakan paru yang terjadi setelah sembuh dari Covid-19 biasanya berdampak pada situasi long Covid-19. Long Covid-19 merupakan gejala yang muncul pada pasien pascaterinfeksi virus Sars-Cov2.
Gejala yang muncul pada long Covid-19 ini berupa kelelahan, sesak napas berat, jantung berdebar, nyeri sendi, nyeri otot bahkan depresi atau gangguan psikologis. Gejala tersebut bisa muncul dalam waktu berminggu-minggu, berbulan bahkan menetap.
"Ada yang bahkan tidak bisa ditolong bahkan mengalami kegagalan pernapasan sehingga meninggal," tandasnya.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement