Liputan6.com, Pesisir Selatan - Virus corona menjadi inspirasi bagi perajin batik asal Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Dewi Hapsari. Ide membuat batik tersebut muncul saat dirinya terkonfirmasi virus berbahaya itu.
Sebagai penyintas, alih-alih terpuruk Dewi Hapsari malah bangkit melalui karyanya. Kini, batik buatannya sudah diluncurkan oleh Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni.
"Iya ide ini muncul ketika saya terkonfirmasi Covid-19, karena hanya bisa berdiam diri di rumah maka saya terpikir untuk membuat motif virus corona," kata Dewi Hapsari, Kamis (21/1/2021).
Baca Juga
Advertisement
Menurut perajin asal Kecamatan Lunang itu, ketika dinyatakan terpapar Covid-19 dirinya sempat merasa takut. Namun, ia berpikir agar bisa berdamai dengan keadaan hingga lahirlah karya batik motif virus corona itu.
Dewi menjelaskan awalnya membuat cetakan dari kertas yang dibuat mirip dengan virus corona yang ia lihat melalui media sosial ataupun televisi.
"Cetakannya dibuat sendiri dari kertas, lalu ditempelkan ke kain yang berwarna hitam," jelasnya.
Untuk motifnya, ia melanjutkan diberi warna yang menarik dan cerah sehingga tidak lagi menakutkan. Ia berharap motif batik karyanya tersebut dapat diterima dan disukai masyarakat.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Diluncurkan Pemkab Pesisir Selatan
Batik ciptaan Dewi Hapsari, mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni, sudah meluncurkan batik tersebut pada Rabu (20/1/2021).
"Ini menambah koleksi batik di Pesisir Selatan. Varian baru ini namanya batik motif corona atau covid-19," kata Hendrajoni.
Menurutnya, keunikan motif corona ini, bisa dijadikan buah tangan bagi pengunjung yang berwisata ke Pesisir Selatan.
Sementara Ketua Dekranasda Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni mengatakan, dunia perbatikan di daerah yang dipimpin suaminya itu memang sedang berkembang sejak 4 tahun terakhir.
Lebih dari 150 perajin aktif memproduksi batik di tiga kecamatan. Pihaknya juga terus mendorong agar mereka terus berkarya meski di masa pandemi seperti saat ini.
Advertisement