Teknologi Kereta Api Indonesia Tak Boleh Ketinggalan

Untuk mendukung perkembangan teknologi perkeretaapian, ITB bersama sejumlah pemangku kepentingan lain termasuk Kemenhub mendirikan National Railway Center.

oleh Andina Librianty diperbarui 21 Jan 2021, 19:15 WIB
Penambahan Perjalanan KA Jarak jauh: Kereta jarak jauh tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (10/7/2020). PT KAI telah mengoperasikan lima perjalanan kereta jarak jauh untuk tujuan Bandung, Cirebon, dan Surabaya mulai Jumat 10 Juli 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Reini Wirahadikusumah, menekankan pentingnya Indonesia mengikuti perkembangan teknologi perkeretaapian. Hal ini mengingat kereta api merupakan salah satu alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat.

"Perkembangan kereta api di dunia sangat cepat dan maju. Indonesia tidak boleh ketinggalan, dan kita harus sama-sama mengejar teknologi ini untuk kemanfaatan bangsa ini. Kita harus mendorong perkembangan transportasi," kata Reini dalam webinar Railway - Universities Link: Railway Research and Education Outlook pada Kamis (21/1/2021).

Untuk mendukung perkembangan teknologi perkeretaapian, maka ITB bersama sejumlah pemangku kepentingan lain termasuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendirikan National Railway Center (NRC). Ini akan menjadi pusat kajian dan riset oleh berbagai pihak.

"NRC ini nantinya akan dijadikan centre of excellence nasional dan ini bukan milik ITB. NRC akan menjadi wadah bagi pelaku industri, badan usaha, asosiasi, hingga universitas untuk melakukan berbagai kajian dan riset strategis terkait perkeretaapian," jelas Reini.

Selain itu, NRC juga bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di industri kereta api. Kerja sama penelitian internasional pun akan lebih mudah.

"NRC juga akan menjadi jembatan kerja sama dengan jaringan penelitian internasional. Kita akan bahas ide NRC ini dengan stakeholder, termasuk dengan Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Kemenhub," jelas Reini.

Kehadiran NRC sebagai centre of excellence juga mendapat respons positif dari Menhub, Budi Karya Sumadi.

"Kita harus punya centre of excellence yang bisa mengakomodasi penelitian dan pengembangan sumber daya manusia di bidang inovasi perkeretaapian. Webinar ini dapat menjadi pemantik bagi kita semua untuk memiliki centre of excellence di Indonesia, yang diinisiasi oleh Balitbang dan ITB," jelas Budi.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menhub Budi Karya Ingin Sistem Perkeretaapian Nasional Jadi Cepat dan Efisien

Penumpang kereta api Dharmawangsa Surabaya Pasarturi–Pasar Senen tiba di stasiun Senen, Jakarta, Minggu (3/01/2021). PT KAI Daop 1 memperkirakan sekitar 15.000 - 16.000 lebih penumpang KA Jarak Jauh turun di area Daop 1 Jakarta dari wilayah Jabar, Jateng dan Jatim. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini semua hal bisa berubah dengan cepat termasuk perkeretaapian. Perkembangan kereta api di dunia terjadi dengan cepat serta semakin canggih, dan hal ini juga berdampak di Indonesia.

"Perkembangan kereta api di dunia terjadi dengan cepat dan canggih, ini juga berdampak ke pengembangan di Indonesia khususnya dalam hal kecepatan, efisiensi energi dan semuanya digital," tutur Budi, Kamis (21/1/2021).

Selain itu, ia mengatakan pengembangan kereta api juga harus terhubung ke pusat-pusat ekonomi seperti area wisata, bandara, dan pusat kota. Pemerintah pun akan memberikan dukungan untuk mengakselerasi inovasi untuk transportasi, termasuk kereta api.

"Pengembangan teknologi kereta api ke depan harus didukung manajemen aset yang pintar dan infrastruktur berkelanjutan. Hal ini harus didukung sumber daya manusia (SDM) yang andal dengan kompetensi nasional dan internasional," kata Budi.

Untuk merealisasikan itu semua, menurut Budi, Indonesia harus memiliki centre of excellence yang bisa mengakomodasi penelitian dan pengembangan SDM di bidang perkeretaapian yang melibatkan berbagai sektor termasuk pemerintah, BUMN, dan swasta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya