Liputan6.com, Medan Rasa terima kasih begitu besar diucapkan orang tua bayi kembar siam, Nur Rahmawati (26) dan Supono (32), warga Dusun Sei Kelapa II, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara (Sumut).
Setelah lebih dari setahun tinggal di sebuah ruangan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Jalan Bunga Lau, Kota Medan, Nur dan Supono akhirnya sangat bersyukur buah hati mereka, Adam dan Aris, menjalani operasi pemisahan, Rabu, 20 Januari 2021.
"Kami sangat bersyukur, dan sangat berterima kasih kepada para dokter. Ini sudah kami tunggu selama setahun," kata Nur, Kamis (21/1/2021).
Baca Juga
Advertisement
Diungkapkan Nur, ia dan suaminya mengetahui anaknya kembar siam saat masih dalam kandungan, tepatnya ketika berusia 5 bulan. Nur disarankan untuk membawanya ke RSUP Haji Adam Malik. Adam dan Aris lahir 9 Desember 2019 dengan kondisi dempet di bagian perut dan dada.
"Saya sempat drop juga. Alhamdulillah, ada dokter yang membantu," ujarnya.
Adam dan Aris berhasil dipisahkan melalui operasi yang melibatkan sekitar 50 tenaga medis, dan memakan waktu hampir 10 jam. Nur dan Supono mengaku sangat ingin melihat kondisi kedua buah hati mereka setelah operasi.
"Saya belum lihat. Pengin sekali ketemu," Nur menuturkan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tinggal di Rumah Sakit
Ayah Adam dan Aris, Supono mengungkapkan, sejak anaknya lahir dengan kondisi kembar siam, ia dan istrinya tinggal di salah satu ruangan di RSUP Haji Adam Malik. Bahkan Supono hanya sempat 2 kali pulang ke rumahnya.
"Otomatis saya nganggur, tidak bisa merawat kelapa sawit di kampung. Selama ini biaya di sini, bantuan terbesar dari rumah sakit," ungkapnya.
Menurut Supono, meski Adam dan Aris sudah berhasil dipisahkan, ia dan istri akan menunggu sampai diperbolehkan pihak rumah sakit untuk pulang ke rumah mereka di Labuhan Batu. Mereka juga belum tahu kapan diperbolehkan pulang ke rumah.
"Kita gak bisa pulang kalau belum diperbolehkan dari rumah sakit. Kita pengin yang terbaik untuk anak," ucapnya.
Advertisement
Dipantau Tim Medis
Sekretaris Tim Penanganan Bayi Kembar Siam, dr. Rizky Adriansyah SpA (K) menerangkan, diberlakukan pembatasan keluar masuk. Hal ini tidak hanya berlaku bagi orang tua Adam dan Aris, tim medis yang keluar masuk juga diatur sesuai dengan kepentingan.
"Ini terkait mencegah infeksi dan risiko lain. Kita tetap monitoring, obat-obatan sesuai protokol kita tetap diberikan, informasi diberikan rutin ke orang tua," terangnya.
Disampaikan Rizky, pihaknya belum bisa memastikan kapan Adam dan Aris diperbolehkan pulang ke rumah. Ada beberapa indikator yang harus diperhatikan, seperti kondisi bayi yang stabil dan kesiapan orang tua untuk merawat.
"Kemampuan orang tua juga dijadikan penilaian, kapan bayi ini bisa diserahkan," sebut Rizky.
Kondisi Kedua Bayi Stabil
Diungkapkan Rizky, kondisi Adam dan Aris belum sadar. Hal tersebut sengaja dilakukan hingga kondisinya stabil dan hasil screening tidak menunjukkan adanya infeksi. Meski demikian, kondisi kedua bayi stabil.
"Infeksi sudah dilakukan screening, hasilnya negatif semua, pelan-pelan kita bangunkan. Biasanya begitu prosedurnya," terang Rizky.
Saat masih berstatus kembar siam, berat Adam dan Aris 16 Kilogram (Kg). Setelah operasi, beratnya masing-masing 8 Kg. Kondisi tersebut normal, dan berat lahirnya 2.640 gram dengan status prematur.
Kelahiran bayi kembar siam termasuk kasus yang sangat jarang, yakni 1 dari 200.000 hingga 300.000-an. Karena kelahirannya sangat jarang, maka perlakuannya lebih istimewa.
"Kita pantau terus sampai besar. Dari sisi tumbuh kembangnya, mulai dari berjalan hingga belajar di sekolah," tandasnya.
Advertisement