Wanti-Wanti Bos BI, Bank yang Tak Lakukan Digitalisasi Bakal Ditinggal Nasabah

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan perbankan agar memanfaatkan internet atau digital banking untuk melayani nasabah.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2021, 12:50 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo memberi paparan saat mengisi seminar di pertemuan IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). Seminar bertema "Per Jacobsson Panel: Is There a New Orthodoxy for Monetary Policy?". (Liputan6/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan perbankan agar memanfaatkan internet atau digital banking untuk melayani nasabah. Sebab, pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan masyarakat lebih menginginkan transaksi secara digital.

"Para bankir apakah anda ingin disowani (didatangi) lama-lama anda ditinggalkan. Wes (sudah) dijamin kalau para bankir, anda pengen nasabah sowan (datang) anda akan ditinggalkan konsumen karena saat ini nasabah ingin dilayani melalui digital banking," ujarnya, Jakarta, Jumat (22/1).

Perry mengatakan, sepanjang 2020, transaksi digital banking terus naik. Digital banking juga mendorong perdagangan secara elektronik atau e-commerce meningkat pesat melebihi kinerja tahun sebelumnya.

"Yang kuat adalah mengenai ekonomi digital. Pandemi Covid-19 betul-betul mendorong sangat kuat ekonomi digital. Ini mendorong e-commerce dan digital banking. Ecommerce tahun lalu masih Rp 253 triliun meningkat dari Rp 205 triliun. 2021 ini meningkat menjadi Rp337 triliun," paparnya.

Perdagangan online, kata Perry, meningkat sangat pesat pada tahun lalu. Tidak hanya itu, prediksi Bank Indonesia, penggunaan uang elektronik juga meningkat sebesar 32,3 persen atau mencapai Rp 226 triliun tahun ini.

"Pandemi Covid mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan. Masalah digital banking, saya sudah berkali kali ingatkan perbankan, 15 bank agresif melakukan digital banking. Mau buka rekening, mau transfer, yang lain sudah bisa dari HP," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BI Prediksi Joe Biden Bakal Tambah Stimulus Fiskal AS

Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pertamanya di Ruang Oval, Gedung Putih di Washington, Rabu (20/1/2021). Pada hari pertamanya menjabat, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani sejumlah tindakan eksekutif di Gedung Putih. (AP Photo/Evan Vucci)

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi, Presiden baru Amerika Serikat Joe Biden akan menambah stimulus fiskal untuk mengangkat negara tersebut dari keterpurukan ekonomi. Stimulus fiskal tersebut diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian global.

"Kita sedang menunggu tambahan stimulus fiskal yang dilakukan oleh pemerintah Joe Biden. Kami melihat juga akan ada tambahan stimulus fiskal di Amerika Serikat dan ini sdudah besar," ujar Perry dalam diskusi daring, Jakarta, Jumat (22/1/2021).

BACA JUGA

Kementerian PUPR Target Habiskan 20 Persen Anggaran di Kuartal I 2021 Perry mengatakan, Amerika Serikat masih akan mengadopsi suku bunga rendah dan pelonggaran likuiditas. Hal ini juga diikuti oleh beberapa negara lain seperti Jepang yang memberi sinyal akan melakukan pelonggaran likuiditas hingga 2023.

"The Fed juga akan mengadopsi suku bunga rendah dan likuiditas longgar dan saya bertemu dengan Jeremi Powel dan pertemuan global saya tidak melihat adanya taper tantrum. Itu masih akan lama. Suku bunga longgar dan likuiditas longgar akan tetap dilakukan oleh banyak negara. Bahkan di Jepang, akan melakukan likuidasi longgar sampai 2023," paparnya.

Perry menambahkan, dalam pidato inagurasi yang dilakukan oleh Jeo Biden, negara Paman Sam tidak akan menjadikan perdagangan sebagai politik daya saing. Negara tersebut akan terus melakukan vaksinasi, menambah stimulus fiskal serta menerapkan politik perdagangan yang lebih positif.

"Pidato inagurasi dari Joe Biden mengatakan, bahwa vaksinasi, stimulus fiskal dan politik perdagangan yang lebih positif bukan perang itu membawa kondisi global di pasar keuangan itu semakin baik," paparnya.

Anggun P. Situmorang

Merdeka.com


Joe Biden Resmi Jadi Presiden AS, Potensi Dana Asing Masuk Indonesia Capai USD 19,1 Miliar

Joe Biden resmi menjadi presiden AS ke-46 usai dilantik pada 20 Januari 2021. Kini Disney sedang membuat animatronic-nya (dok.instagram/@joebiden/https://www.instagram.com/p/CKRswhKBfHE/Komarudin)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, dikukuhkannya Presiden Amerika Serikat yang baru Joe Biden akan membawa perubahan yang baik terhadap kondisi keuangan global, termasuk Indonesia.

Perry bilang, pernyataan dan rencana kebijakan Biden berpotensi membawa dana asing sebesar USD 19,1 miliar atau Rp 267,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.020).

"Insya Allah tahun ini aliran modal asing investasi portofolio meningkat USD 19,1 miliar. Ini lebih tinggi dari tahun lalu sebesar USD 11 miliar dan Indonesia termasuk salah satu yang menjadi tujuan utama investasi portofolio dari global," ujar Perry dalam konferensi pers BI, Kamis (21/1/2020).

Perry melanjutkan, pernyataan Joe Biden yang 'menyejukkan' mengenai rencana vaksinasi Covid-19 dan peningkatan ekspansi fiskal akan mendorong pemulihan ekonomi nasional di AS.

Hal ini lah yang akan membawa kondisi pasar keuangan global semakin kondusif.

Sementara itu, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik kembali berlanjut, tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflow sebesar USD 2,1 miliar pada triwulan IV 2020, lebih besar dibanding triwulan sebelumnya yang mencatat net outflow USD 1,7 miliar.

"Memasuki awal tahun 2021, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik ini terus berlanjut dan mencapai USD 5,1 miliar per 19 Januari 2021, termasuk penerbitan obligasi global oleh pemerintah," katanya.3 dari 3 halaman

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya