DVI Polri: 35 Jenazah Korban Sriwijaya Air Telah Diserahkan ke Keluarga

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menyatakan, 47 korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 telah teridentifikasi.

oleh Yopi Makdori diperbarui 22 Jan 2021, 13:14 WIB
Petugas membawa peti jenazah berisi korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 atas nama Okky Bisma menuju mobil ambulans saat serah terima kepada pihak keluarga di RS Polri, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Okky Bisma menjadi korban pertama yang berhasil teridentifikasi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri menyatakan, 47 korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 telah teridentifikasi. Sebanyak 35 jenazah di antaranya telah diserahkan ke pihak keluarga.

"Karena operasi tim DVI tetap berjalan artinya fase 2, 3, dan 4 tetap jalan termasuk kami juga berhasil mengidentifikasi 47 jenazah. Di mana 35 sudah kami serahkan dan masih ada 12 yang belum kami serahkan," tutur Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko di RS Polri Kramatjati, Jakarta, Jumat (22/1/2021).

Sementara itu, tim DVI telah mengumpulkan 714 sampel DNA korban maupun pihak keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182. Terdiri dari 174 sampel keluarga korban atau disebut antemortem, serta sampel dari korban atau postmortem sebanyak 540 sampel.

"Jadi 174 dari sampel dari antemortem kalau kemarin itu ada 145 sekarang itu ada 174 sampel. Mengapa ini bertambah karena ada beberapa keluarga yang kami minta DNA sampelnya, karena kita tidak bisa membedakan misalnya antara sampel wanita kakak adik yang sama atau laki yang sama. Maka kami membutuhkan sampel tambahan," jelas dia.

Setelah sampel dari korban dan keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182 terkumpul, akan dilakukan rekonsiliasi atau pencocokan data dari sampel antemortem dengan sampel postmortem. Proses ini cukup membutuhkan waktu beberapa lama.

"Mohon dipahami bahwa sejumlah sampel tersebut membutuhkan waktu untuk mem-profiling, menganalisis, mencocokkan data. Jadi data yang banyak itu nanti akan di-profiling nanti akan dicocokkan dalam fase rekonsiliasi," jelas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tangis Pecah Saat Tabur Bunga

Keluarga korban mengikuti doa bersama dan tabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jumat (22/1/2020). Tim SAR resmi menutup operasi pencarian dan evakuasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada Kamis, 21 Januari 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tangis keluarga korban penumpang Sriwijaya Air SJ 182 pecah, saat detik-detik penghormatan upacara tabur bunga di Kepulauan Seribu dimulai. Doa dihaturkan kepada mereka para korban insiden jatuhnya pesawat tersebut.

"Semoga keluarga ditinggalkan diberi ketabahan, keikhlasan dan yang meninggalkan diberi tempat terbaik oleh Tuhan Yang Maha Esa," ujar doa dari pemuka agama sebelum upacara tabur bunga dimulai dari atas Kapal KRI Semarang, di Kepulauan Seribu, Jumat (22/1/2021).

Satu per satu perwakilan keluarga korban Sriwijaya Air membawa baki berisi kelopak mawar merah dan putih. Kru Pilot, pramugari, dan sederet keluarga penumpang menebar bunga tersebut ke laut.

"Kita tengah berada di titik jatuhnya pesawat SJ 182," ujar komando kapal dari pengeras suara.

Seketika, suara tangis terdengar mengencang di KRI Semarang. Tidak ada kata yang terucap, hanya air mata menetes dan pelukan yang saling menguatkan.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dinyatakan hilang kontak pukul 14.40 WIB, sesaat setelah lepas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Sabtu sore, 9 Januari 2020 pukul 14.36 WIB di sekitar perairan Kepulauan Seribu.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya