Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak lesu hingga penutupan perdagangan saham Jumat, (22/1/2021). Pelemahan IHSG di tengah bursa saham Asia yang tertekan dan pelaku pasar merespons negatif perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah.
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG merosot 1,66 persen atau 106,76 poin ke posisi 6.307,12. Indeks saham LQ45 turun 1,94 persen ke posisi 991,58. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
396 saham merosot sehingga menekan IHSG. 107 saham menguat dan 128 saham diam di tempat. Pada Jumat sore, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.428,49 dan terendah 6.283,31.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 1.435.306. Total volume perdagangan saham 17,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 17,1 triliun. Investor asing justru membeli saham Rp 44,81 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah 14.008.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham tambang merosot 4,09 persen, dan memimpin penurunan. Diikuti sektor saham infrastruktur susut 2,82 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 2,6 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tanggapan Analis
Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG ini menyusul kebijakan pemerintah dalam memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Selain itu juga ada sentimen angka kasus COVID-19 yang terus meningkat.
Sementara dari luar negeri, ada proyeksi mengenai terkoreksinya kinerja PMI manufaktur maupun jasa negara Uni Eropa serta Amerika Serikat yang direspons negatif pasar.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menilai, IHSG merosot pada perdagangan Jumat, 22 Januari 2021 merupakan hal yang wajar. Hal ini mengingat IHSG sudah mencatatkan penguatan sejak 2020.
"Melihat value transaksi hari ini, penurunannya wajar. Memang aksi profit taking juga karena IHSG sudah menguat signifikan sejak 2020,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Adapun untuk perdagangan pekan depan, William melihat ada potensi menguat pada kisaran 6.274 hingga 6.440.
Advertisement
Gerak Saham
Saham-saham yang catat kenaikan terbesar atau top gainers antara lain saham INCF naik 33,87 persen ke posisi Rp 83 per saham, saham SRTG melonjak 25 persen ke posisi Rp 6.000 per saham, saham GLOB melambung 25 persen ke posisi Rp 270 per saham, dan saham CANI bertambah 24,41 persen ke posisi Rp 316 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham GHON merosot 6,99 persen ke posisi Rp 1.730 per saham, saham POLU susut 6,98 persen ke posisi Rp 600 per saham, saham DEAL turun 6,96 persen ke posisi Rp 147 per saham, saham PURE tergelincir 6,96 persen ke posisi Rp 214 per saham, dan saham SGER terperosok 6,95 persen ke posisi Rp 870 per saham.
Aksi Investor Asing
Di tengah tekanan IHSG, investor asing membeli sejumlah saham antara lain saham BBCA sebanyak Rp 196,8 miliar, saham BMRI sebanyak Rp 169,9 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 149,6 miliar, saham INTP sebanyak Rp 53,1 miliar, dan saham TOWR sebanyak Rp 20,2 miliar.
Lalu sejumlah saham yang dijual investor asing antara lain saham TLKM sebanyak Rp 113,4 miliar, saham CPIN sebanyak Rp 62,4 miliar, saham BFIN sebanyak Rp 56,4 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 54,1 miliar, dan saham PWON sebanyak Rp 30,7 miliar.
Advertisement
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,6 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,54 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,54 persen.
Lalu indeks saham Thailand melemah 0,69 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,40 persen, indeks saham Singapura turun 1,03 persen, dan indeks saham Taiwan turun 0,83 persen.