Pengalaman Ridwan Kamil Disuntik Vaksin COVID-19 Sinovac: Pegal, Kantuk 2 Hari

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan pengalamannya menjadi relawan vaksin COVID-19 Sinovac dan perkembangan vaksinasi di provinsinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2021, 17:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada pers usai mendapatkan suntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memaparkan data dan juga pengalamannya menjadi relawan uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac beberapa bulan yang lalu.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan bahwa efek samping dari vaksin ini hanya pegal dan rasa kantuk selama dua hari, ujarnya dalam sebuah diskusi daring, Jumat 22 Januari 2021.

Ridwan juga mengajak masyarakat untuk mau di vaksin agar mampu melawan virus COVID-19 ini.

Untuk daerah Jawa Barat, hingga Jumat (22/1/2021), telah tersedia 105 rumah sakit rujukan, dan 219 rumah sakit non-rujukan yang dapat digunakan untuk tempat pemberian vaksin kepada masayarakat.

Pada gelombang pertama pemberian vaksin, pemerintah daerah Jawa Barat menargetkan agar terdapat 19.000 masyarakat diberikan vaksin, akan tetapi saat terealisasi hanya ada 4.000 masyarakat.

Ada dua hal yang menyebabkan kegagalan target, yang pertama kondisi tubuh seseorang yang hendak diberikan vaksin kurang baik misalnya tekanan darah diatas 140, yang kedua masih banyak masyarakat yang belum percaya pada vaksin dan menolak untuk datang dan diberikan vaksin.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:


Tiga Pintu Informasi Vaksin

Petugas kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd. di Puskesmas Cilincing, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Pemprov DKI akan menggelar vaksinasi di 453 fasilitas kesehatan DKI Jakarta dengan jumlah dosis vaksin yang sudah diterima sebanyak 39.200 vaksin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Melihat kenyataan lapangan yang ada, Kang Emil terus mencoba untuk meyakinkan masyarakat Jawa Barat untuk percaya dan au di vaksin melalui cerita pengalaman pribadinya.

Ridwan kamil juga menyampaikan jika ingin memastikan kebenaran vaksin, ada tiga pintu yang dapat dipercaya:

1. Dokter ahli vaksin, bukan dokter paru-paru atau yang lainnya karena memiliki perbedaan fokus.

2. MUI (Majelis Ulama Indonesia), untuk mengetahui kehalalan vaksin yang beredar.

3. BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), untuk mengetahui kelayakan vaksin.

Dalam forum diskusi online tersebut, beliau juga menegaskan bahwa ketika sudah diberikan vaksin butuh waktu 3 bulan setelah vaksin kedua untuk membentuk antibodi yang berguna untuk melawan virus Covid-19.

Sehingga kepada segenap masyarakat wajib selalu patuh pada protokol kesehatan dan juga mau serta berani untuk melakukan vaksinasi.

 

Reporter: Veronica Gita


Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya