Jutaan Investor Baru Masuk ke Pasar Saham China

Lonjakan investor saham terjadi ketika banyak orang di seluruh dunia beralih ke perdagangan saham saat bekerja di rumah karena pandemi COVID-19.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 22 Jan 2021, 18:24 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya di Indonesia, peningkatan investor yang masuk ke pasar saham lokal juga terjadi di China. Tercatat pada Desember, investor baru di Negeri Tirai Bambu mencapai 1,62 juta.

Angka tersebut naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut China Securities Depository and Clearing investor baru pada periode sama 2019 hanya berada di angka 809.300 untuk bursa saham Shanghai dan Shenzhen.

Peningkatan tersebut membuat investor baru sepanjang 2020 naik hingga 18,02 juta, menjadi 177,77 juta. Dari data tersebut diketahui kenaikan 1,5 juta terjadi setiap bulan, seperti dilansir CNBC, Jumat (22/1/2021).

Lonjakan ini terjadi ketika banyak orang di seluruh dunia beralih ke perdagangan saham saat bekerja di rumah karena pandemi COVID-19.

Selain rekening investor baru di China juga mengalami lonjakan tahun lalu, beberapa eminten juga mampu menjadi yang terbaik di dunia, salah satunya Shenzhen yang naik 38,7 persen dan CSI 300 naik 27,2 persen pada 2020.

Angka tersebut jauh meningkat dibandingkan S&P 500 yang naik 16,26 persen. Investor juga memiliki lebih banyak pilihan perusahaan di China.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Investor juga Beli Saham di Hong Kong

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

China Daratan dan Hong Kong berhasil menyumbang 40 persen dari penawaran umum perdana dunia tahun lalu. Shanghai Stock Exchange, juga berhasil menduduki peringkat pertama di dunia dengan 233 IPO.

Tak hanya lonjakan pembelian di China daratan, investor juga ingin membeli saham di Hong Kong. Hal ini karena banyak perusahaan besar dan populer yang terdaftar di negara tersebut, seperti Tencent dan Meituan.

Perusahaan lain seperti JD.com juga mengadakan listing sekunder di Hong Kong tahun lalu. Meski demikian, tekanan politik bagi perusahaan China untuk hengkan dari pasar AS juga mengalami peningkatan tahun lalu.

Melalui program 'connect', Shanghai mampu menorehkan transaksi hingga 334 miliar dolar Hong Kong atau USD 43,09 miliar. Sementara itu, pembelian melalui program yang sama di Shenzhen meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 338,11 miliar dolar Hong Kong.

 


Program Koneksi Saham

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Program koneksi saham yang diluncurkan dalam lima tahun terakhir memungkinkan investor China daratan untuk memperdagangkan beberapa saham di Hong Kong.

Sebaliknya, pembelian bersih saham Shenzhen dan Shanghai dari Hong Kong turun sedikit pada 2020. Minat China pada saham lokal tetap tinggi sepanjang tahun ini, dengan volume perdagangan untuk saham-A yang terdaftar di daratan melebihi 1 miliar yuan pada 13 hari perdagangan pertama tahun 2021 menurut data Wind.

Shanghai composite berhasil menduduki kunci level psikologis 3.600 sepanjang lima tahun, tepatnya pada Kamis kemarin. Sedangkan komponen Shenzhen naik 7 persen tahun ini dibandingkan 2020. Sementara itu, CSI 300 telah melonjak ke level tertinggi sejak Januari 2008.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya