Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki alat yang mampu melakukan pemodelan potensi gempa hingga mencapai tingkat akurasi 70 persen.
Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly menyebut, bahwa pemodelan ini bisa memprakirakan gempa dengan menggunakan perhitungan matematis yang kompleks.
Advertisement
"BMKG saat ini sudah melakukan kajian riset terkait apa yang disebut dengan precursor gempa bumi untuk memprakirakan, menduga satu bulan ke depan itu anomalinya seperti apa. Kira-kira akurasinya itu sudah 70 persen ya, 60 sampai 70 persen," kata Sadly saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (22/1/2021).
Kendati begitu, Sadly menyebut pihaknya tidak diperkenankan untuk membuka data tersebut ke publik. Karena hanya digunakan demi kepentingan internal.
"Tapi itu kan masih kita gunakan untuk internal ya. Untuk kebutuhan internal, untuk berjaga-jaga tak bisa di-publish. Karena itu kan masih praduga ya," ucap dia.
Kalau sampai diungkap ke publik, lanut Sadly, ditakutkan akan timbul kekhawatiran, padahal belum tentu prakiraan itu tepat.
"Karena kalau di-publish-kan bisa ramai, nanti orang dipikir mau datang gempa ternyata tidak terjadi. Namanya potensi, ya kita kan nggak boleh seperti itu. Jadi buat kebutuhan internal saja," ucap dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Belum Ada Alat Pastikan Gempa Terjadi
Sadly kembali menegaskan bahwa hal itu hanyalah bersifat prakiraan, di mana tak ada jaminan terkait ketepatan. Karena sampai saat ini belum ada alat yang mampu memprakirakan secara pasti kapan dan di mana terjadinya gempa.
"Kan namanya gempa potensi-potensinya sudah dipetakan. Hanya saja belum ada metode yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa," tandasnya.
Advertisement