Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) fokus mengembangkan desa wisata. Untuk mewujudkan program tersebut, Kemenparekraf menggandeng Asosiasi Pengusaha Pribumi Indonesia (Asprindo) membahas kemitraan melalui Memorandum of Understanding (MoU).
Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan bahwa desa wisata telah menjadi tren pariwisata dunia, yang menawarkan pengalaman liburan otentik di tengah lingkungan santai dan sehat. Untuk itu diperlukan program-program sinergi mengembangkan desa wisata agar memunculkan daya tarik wisatawan.
Baca Juga
Advertisement
Sandiaga meminta Asprindo untuk mengkaji beberapa program yang tepat lainnya untuk dikolaborasikan secara strategis dengan Kemenparekraf. Sehingga kolaborasi tersebut dapat menjadi lokomotif pemulihan kebangkitan perekonomian Indonesia melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Kita perlu kolaborasi, pilih satu atau dua maksimum kolaborasi antara kita Asprindo dan Kemenparekraf. Dalam empat pekan ke depan dapat dilanjutkan dengan MoU dengan Kemenparekraf. Jadi konkrit untuk berkolaborasi membangun sektor parekraf ini," ujar Sandi. dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 22 Januari 2021.
Sementara itu, Ketua Umum Asprindo, Jose Rizal, mengatakan bahwa program Asprindo sejalan dengan program Kemenparekraf yakni memiliki fokus terhadap pengembangan desa. Ia berharap Asprindo dengan Kemenparekraf dapat menjalin kerja sama untuk meningkatkan lapangan pekerjaan melalui sektor parekraf.
"Program kampung industri, di mana satu desa kami proyeksikan memiliki keunggulan kompetitif dalam membentuk ekonomi kreatif untuk bersaing dan memajukan perekonomian masyarakat setempat. Hal ini tampaknya paralel dengan program desa wisata Kemenparekraf. Sehingga saya harap dapat kita sinergikan. Kami juga sangat berharap bahwa UMKM di bawah binaan Asprindo bisa berkontribusi positif terhadap program-program Kemenparekraf," ujar Jose.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Targetkan 244 Desa Wisata
Sandiaga mengungkapkan bahwa Kemenparekraf sangat fokus dengan desa wisata. Sesuai RPJMN 2020--2024, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.
Dari 244 desa wisata, sebanyak 150 desa wisata berada di Lima Destinasi Super Prioritas dan akan diperluas. Selain menggandeng Asprindo, Kemenparekraf juga berkolaborasi berkolaborasi bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KemendesPDTT).
Desa wisata atau rural tourism, dikatakan Sandiaga, telah menjadi tren pariwisata dunia. Pengalaman liburan otentik di tengah lingkungan yang santai dan sehat, menarik semakin banyak wisatawan. Di Eropa, 15 persen dari total kapasitas amenitas berada di desa-desa wisata yang berkelanjutan berupa homestay.
Di Inggris, desa wisata menyumbang 12 persen lapangan kerja. Indonesia dengan jumlah desa yang mencapai lebih dari 74 ribu, ditambah dengan kekayaan budaya serta ekonomi kreatif, tentu memiliki peluang besar dalam menghadirkan desa wisata.
"Kita ingin program-program bersinergi untuk desa wisata, membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memajukan kesejahteraan umum. Kita mulai Indonesia Maju dari desa wisata," kata Menparekraf.
"Kolaborasi bersama KemendesPDTT tentu menjadi sangat penting, dan diharapkan adanya kesepakatan terkait daftar 244 desa wisata untuk program pendampingan desa wisata," kata Sandiaga.
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, menyambut baik sinergi yang akan diperkuat dengan Kemenparekraf/Baparekraf. Desa wisata menjadi salah satu program unggulan KemendesPDTT bersama dengan Desa Digital. KemendesPDTT saat ini sedang melakukan penyusunan rencana kerja, dimana desa wisata menjadi hal yang utama untuk dikembangkan. Tidak hanya desa wisata di lima destinasi super prioritas, namun juga di daerah-daerah lain.
Advertisement