Stasiun Pasar Senen Uji Penerapan Alat Canggih Deteksi Covid-19 GeNose, Akurat 90 Persen

GeNose merupakan alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM).

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Jan 2021, 13:37 WIB
Alat GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dijajal di Kementerian PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Alat GeNose tersebut bisa dipesan kepada pembuatnya yakni UGM ataupun kepada pihak produksi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja pada Sabtu (23/1/2021), ke Stasiun KA Pasar Senen, Jakarta Pusat. Kunjungan ini untuk meninjau implementasi alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia yaitu GeNose.

GeNose merupakan alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat ini mendeteksi virus berdasarkan pada hembusan nafas.

Luhut memuji keakuratan GeNose yang di atas 90 persen. Ia pun mengimbau GeNose akan digunakan di banyak area publik.

GeNose pun sudah mendapatkan emergency use of authorization. "Kita akan Dorong ini dipakai di area publik dan akurasinya juga di atas 90 persen. Semakin banyak yang pakai maka akan semakin akurat karena mesin akan semakin pintar," tutur Luhut di Stasiun KA Pasar Senen pada Sabtu (23/1/2021).

Senada dengan Luhut, Budi Karya mengatakan akan membantu memperluas penggunaan GeNose, terutama di lingkungan Kementerian Perhubungan.

"Kita rencanankan di stasiun kereta api mulai 5 Februari. Bertahap setelah itu akan di implementasikan di bandara," tuturnya.

Seperti diketahui sebelumnya, alat ini telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dan siap dipasarkan. Izin edar GeNose dengan nomor Kemenkes RI AKD 20401022883 telah terbit pada Kamis (24/12).

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


GeNose, Alat Pendeteksi Covid-19 Buatan UGM yang Diklaim Punya Akurasi Tinggi

Seorang pria mengetes alat GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Kementerian PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). GeNose merupakan alat skrining Covid-19 yang lebih praktis ketimbang alat-alat lainnya yang sudah diberikan kepada masyarakat. (merdeka.com/Imam Buhori)

GeNose, alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan nafas diklaim memiliki tingkat akurasi ketepatan mencapai 97 persen. Buah karya ilmuwan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta bersama sejumlah pihak itu dinilai begitu praktis dan mudah digunakan.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek/BRIN, Muhammad Dimyati menyampaikan bahwa GeNose merupakan bentuk nyata dari keberhasilan sinergi peneliti di perguruan tinggi dengan industri dan pemerintah dalam menghasilkan inovasi.

"Memasuki uji klinis tahap dua, berbagai pihak termasuk Tim TNI AD, Polri, dan berbagai pihak yang lain bersama-sama membantu dengan mendorong rumah sakitnya menjadi tempat uji klinis. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada BIN dan Polri yang berpartisipasi aktif mendukung tim peneliti Indonesia sehingga menghasilkan karya inovasi yang luar biasa," terang Dimyati dalam keterangan tulis, Kamis (24/9/2020).

Sementara itu, Wakil Rektor UGM Bidang Kerjasama dan Alumni, Paripurna dalam penjelasannya mengatakan bahwa alat yang berbasis kecerdasan artifisial ini memiliki spesifitas dan sensitivitas yang tinggi serta yang terpenting adalah non-invasif. Sehingga diharapkan masyarakat tidak takut lagi melakukan tes. 

"Keberadaan alat ini memang sudah ditunggu, namun kami harus tetap disiplin mengikuti clinical test yang kedua ini selesai. Mengenai hilirisasi, kami akan bekerja sama dengan industri dan bimbingan serta dukungan Kemenristek/BRIN serta mitra kami BIN untuk pengembangannya," jelas Paripurna.

Pengembangan alat ini juga mendapatkan dukungan positif dari Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro yang menyatakan siap untuk mendorong, memfasilitasi serta mendukung kegiatan pengembangan itu. 

"Kami sangat menyambut baik teknologi dari UGM, harapannya alat ini bisa menjadi solusi bagi upaya skrining yang cepat, murah, dan akurat. Covid-19 ini istilahnya penyakit yang menyasar saluran pernapasan kita, jadi pendeteksian lewat embusan nafas sangat tepat," ungkap Menristek/Kepala BRIN. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya