Liputan6.com, Hong Kong - Hong Kong melaksanakan lockdown pada Sabtu (23/1/2021) pagi. Kebijakan itu dilakukan di Yau Tsim Mong --distrik ke-2 terpadat Hong Kong-- yang menjadi klaster COVID-19.
Sekitar 200 bangunan dan 10 ribu orang terisolasi. Pemerintah Hong Kong langsung melakukan tes COVID-19 massal agar warga bisa kembali beraktivitas pada Senin 25 Januari 2021 mendatang.
Baca Juga
Advertisement
South China Morning Post melaporkan bahwa rencana lockdown bocor sebelum pengumuman pada Sabtu pukul 04.00 pagi. Beberapa warga dilaporkan berhasil minggat dari area terdampak.
Sejak Sabtu pagi, pemerintah sudah mulai melakukan screening. Menteri Makanan dan Kesehatan Sophia Chan Siu-chee menargetkan supaya tes bisa selesai pada hari ini juga.
Pada aturan lockdown ini, semua orang di area restriksi harus ikut pemeriksaan tes COVID-19. Ada 51 fasilitas tes mobile yang disediakan pemerintah.
Pemerintah sudah menyiapkan akomodasi bagi warga luar area yang terjebak di area lockdown. Apabila ika ada orang yang masuk area tersebut selama lebih dari dua jam selama 14 hari terakhir, mereka juga diminta ikut tes COVID-19.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Area Lockdown Hong Kong
Area yang kena lockdown memiliki luas 500 ribu kaki persegi (4.645 m2). Batasnya adalah Kansu Street di utara, Nanking Street di selatan, Woosung Street di timur, dan Battery Street di barat.
Pemerintah juga meminta agar semua warga di area itu dites pada Sabtu ini. Tujuannya agar warga bisa bekerja pada Senin depan.
3.000 staf pemerintah dikerahkan untuk membantu tes COVID-19. Sebanyak 1.700 merupakan polisi.
"Kami telah menyiapakan sumber daya yang cukup untuk melakukan tes secepat mungkin," ujar Menteri Dalam Negeri Hong Kong Caspar Tsui Ying-wai.
Advertisement
Tidak Nyaman
Pemerintah berkata lockdown itu adalah akibat 162 kasus yang ditemukan di area tersebut antara 1 Januari dan 20 Januari. Penyebaran terjadi di 56 blok perumahan di area Jordan.
Warga diminta agar tidak mengirim barang dari luar.
Pemerintah menyebut kebijakan ini hanya sebentar saja. Namun, pemerintah tidak akan memberi kompensasi kepada bisnis-bisnis yang terdampak.
"Meski ada ketidaknyamanan jangka pendek, kami berharap lockdown akan memutus rantai transmisi dan membangkitkan bisnis dan mata pencaharian di pemukiman yang terdampak pandemi," ujar pemerintah.
Infografis COVID-19:
Advertisement