Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno kembali mengunjungi beberapa provinsi di Indonesia. Jika sebelumnya mengunjungi Batam, kali ini Sandiaga hadir di Pulau Bintan untuk melihat kesiapan penerapan travel bubble dengan Singapura.
"Mengunjungi Pulau Bintan untuk melihat kesiapan Indonesia dalam menerapkan konsep ‘travel bubble’, sebuah konsep yang diharap dapat mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif pasca pandemi covid-19," kata lelaki yang sering disapa Bang Sandi ini melalui akun Instagram pribadinya, Sabtu, 23 Januari 2021.
Baca Juga
Advertisement
Sandi menilai, protokol kesehatan yang diterapkan sudah ketat dan disiplin. Ia menyebut mulai dari tiba di pelabuhan hingga ke beberapa tempat destinasi wisata yang ia kunjungi, seperti Treasure Bay dan sebuah kapal yang disulap menjadi hotel bernama Doulos Phos.
"Jika dijumlah, ada lebih dari 4.000 kamar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai ajang pariwisata dari sports tourism, adventure tourism maupun meetings, incentives, conferencing, exhibitions (MICE). Kita harapkan 5.000 lebih lapangan kerja tercipta di sini," imbuh Sandi.
Sandi melanjutkan, ke depan Kemenparekraf akan terus bersinergi dengan para stakeholder agar Bintan menjadi tempat berbagai event besar. "Apalagi Bintan, Batam dan beberapa daerah sekitarnya sangat bergantung kepada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga Uno.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Desa Wisata Ekang
Dalam kesempatan itu, Sandi mengunjungi Desa Wisata Ekang. Tempat yang dijadikan contoh bagi seluruh desa wisata di Indonesia.
"Tadinya kawasan ini merupakan kawasan perkebunan karet namun karena kurang optimal, maka diubah menjadi sebuah desa wisata yang keren banget setelah dikelola bersama-sama oleh warga desa, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), karang taruna dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis)," jelas Sandi.
Kawasan pedesaan yang tadinya kurang terkelola dengan baik, kini menjadi destinasi wisata yang mampu membuka banyak lapangan kerja sekaligus juga meningkatkan penghasilan masyarakatnya.
"Untuk bermalam di desa wisata ini dikenakan tarif 600 ribu per malamnya. Dengan harga segini, kita sudah bisa menikmati berbagai berbagai sarana hiburan, dari kolam renang, bersepeda hingga berkuda, dan sudah termasuk makan pagi," imbuh Sandi.
Advertisement