Liputan6.com, Jakarta - PT Link Net Tbk (LINK) akan alokasikan belanja modal sekitar Rp 2,5 triliun pada 2021. Dana belanja modal itu juga akan digunakan untuk proyek migrasi dan meningkatkan kapasitas jaringan internet.
CEO PT Link Net Tbk, Marlo Budiman menuturkan, belanja modal atau capital expenditure perseroan meningkat setiap tahun.
Pada 2017, belanja modal dianggarkan Rp 900 miliar, kemudian bertambah jadi Rp 1,1 triliun pada 2018. Lalu naik jadi Rp 1,4 triliun pada 2019 dan menjadi Rp 1,8 triliun pada 2020. Belanja modal ini juga naik pada 2021 seiring perseroan juga akan melakukan proyek migrasi.
Baca Juga
Advertisement
"2021 ini kami canangkan capex Rp 2,5 triliun. Memang 2021 ini sebagian capex ke migration. Setelah migration berkurang, selesai Juni 2020, capex budget untuk new roll out. Ke depan tentu akan maintain level capex Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun per tahun," ujar Marlo dalam diskusi virtual, ditulis Minggu, (24/1/2021).
Perseroan akan melakukan proyek migrasi. Saat ini sekitar 47 persen jaringan Link Net menggunakan tiang listrik ICON+. Proyek migrasi dilakukan untuk meningkatkan kemandirian infrastruktur sehingga perseroan membuat keputusan memigrasi jaringan dari ICON+.
"Proyek ini diperlukan biaya sekitar Rp 3 triliun. Biaya ini mulai 2020 hingga pertengahan 2022. Saat ini akan didanai kas dan kredit," kata Marlo.
Target proyek migrasi ini antara lain pada 2020 ada 65 ribu poles atau tiang, kemudian 200.000 pada 2021, dan 100 ribu hingga Mei 2020.
Selain itu, Marlo menambahkan, belanja modal juga untuk meningkatkan kapasitas minimal 30 persen. Dengan anggaran tersebut diharapkan meningkatkan jaringan sehingga berjalan naik apalagi seiring kenaikan jumlah pelanggan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Target 2021
Marlo menuturkan, ada tambahan akuisisi pelanggan sebanyak 171 ribu pelanggan pada 2020. Menurut Marlo, pertumbuhan pelanggan itu merupakan rekor.
Dengan demikian, total pelanggan menjadi 839 ribu pada 2020 dibandingkan periode saham tahun sebelumnya 668 ribu pelanggan. Adapun faktor pandemi COVID-19 turut meningkatkan pelanggan baru perseroan.
Selain itu, total home passed menjadi 2,7 juta pelanggan pada 2020 dari periode 2019 sebanyak 2,49 juta.Terkait target kinerja 2021, Marlo menuturkan, pihaknya mengharapkan dapat mencatatkan pertumbuhan pendapatan high single digit.
Pertumbuhan pendapatan itu juga ditopang kondisi adaptasi kebiasaan baru seiring aktivitas masih akan lebih banyak dilakukan di rumah. Perseroan juga akan ekspansi ke kota baru.
"Sama seperti 2020, revenue high single digit, ebitda middle single digit, karena saya lihat new normal to stay, orang balik kerja ke kantor tidak akan sama seperti dulu. Korporasi merasa work from home lebih produktif, lebih sibuk di rumah dari kerja di kantor. Saya rasa new normal to stay permintaan broaband sangat kuat 2021 untuk perumahan, tidak dipungkiri ada recovery dari korporasi, win-win situation," ujar dia.
Pada 2020, perseroan juga telah menggelar jaringan home passed di Bali, Cirebon, Cikampek, Purwarkarta, Tegal, Yogyakarta dan Kediri.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 9,56 persen menjadi Rp 698,90 miliar hingga kuartal III 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 772,85 miliar.Pendapatan perseroan naik 6,76 persen dari Rp 2,76 triliun hingga kuartal III 2019 menjadi Rp 2,95 triliun hingga kuartal III 2020.
Advertisement