Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membeberkan alasan moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan alat deteksi GeNose C19.
Dia menuturkan, itu dikarenakan harga tiket moda kereta api dan bus pada rute tertentu lebih murah daripada pengecekan tes Covid-19 melalui Rapid Antigen atau PCR Test, sehingga cenderung membebani penumpang.
Advertisement
"Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp 100 ribu, kalau mesti antigen Rp 100 ribu lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40-50 ribu," jelas Menhub, Minggu (24/1/2021).
Tapi dengan keberadaan alat GeNose, memiliki tarif pemeriksaan yang murah. Harganya hanya Rp 20 ribu sekali cek. "Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15 ribu, jadi lebih terjangkau," tutur Menhub.
Menhub mengatakan, moda kereta api wajib menerapkan GeNose per 5 Februari mendatang. Sedangkan, untuk angkutan bus tidak mandatori. Pihaknya juga telah memesan 200 unit GeNose untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera.
"Pada moda kereta api akan diterapkan secara wajib pada tanggal 5 Februari 2021. Sedangkan angkutan bus tidak wajib, tapi akan dilakukan pengecekan secara random menggunakan GeNose mulai 5 ferbuari 2021, yang akan dimulai dari Pulau Jawa terlebih dahulu," ujar dia.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan bahwa terminal pertama yang akan menggunakan GeNose adalah Terminal Pulo Gebang.
"Untuk di Jakarta yang pertama kali dilaksanakan adalah di terminal Pulogebang, dan secara bertahap kita sudah pesan 100 unit alat GeNose yang akan segera kita distribusikan ke daerah-daerah," ungkap Dirjen Budi.
Saksikan Video Ini
Siap Pasang Alat Deteksi Covid-19 GeNose di Stasiun, KAI Tunggu Aturan Resminya
PT Kereta Api Indonesia (Persero) siap memasang alat pendeteksi atau screening virus corona GeNose C-19 di stasiun kereta api demi mencegah penyebaran Covid-19.
Gajah Mada Electric Nose Covid-19 atau GeNose C19 adalah alat pendeteksi virus corona yang dikembangkan para peneliti di Universitas Gajah Mada dan sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
“Kami menyambut baik inovasi yang dihadirkan oleh anak bangsa dalam rangka menghadirkan layanan deteksi Covid-19 yang cepat, murah, dan akurat,” ujar Vice President Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (24/1/2021).
GeNose C19 dioperasikan melalui pengambilan sampel berupa hembusan napas dan hasil tes dapat langsung diketahui hanya dalam waktu 3 menit. Tarifnya pun diperkirakan berkisar di Rp 20.000 untuk satu kali tes dengan akurasi di atas 90 persen.
Joni mengatakan KAI berencana akan membeli GeNose C19 yang nantinya akan digunakan di berbagai stasiun kereta api.
"Saat ini KAI masih menunggu regulasi lebih lanjut dari pemerintah terkait penggunaan GeNose C19 tersebut pada moda transportasi umum," ujar Joni.
Penggunaan produk dalam negeri ini juga merupakan dukungan KAI pada kampanye Bangga Buatan Indonesia yang sedang digalakkan pemerintah pada masa pandemi COVID-19.
“KAI mendukung penuh semua langkah dan kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19 di masyarakat. Penggunaan GeNose C19 pada transportasi kereta api merupakan kebanggaan tersendiri bagi KAI, karena dapat menjadi salah satu yang pertama menerapkan inovasi tersebut," jelas dia.
Advertisement