Menelusuri Penyebab 11 Guru di SMP N 1 Tarakan Terpapar Covid-19

Sebanyak 11 orang guru SMPN 1 Tarakan terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2021, 03:30 WIB
Guru mengajar tatap muka di SDIT Nurul Amal, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Senin (16/11/2020). Proses belajar secara tatap muka atau luring ini menggunakan waktu belajar di sekolah yang didasarkan pada zona penerapan wilayah covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Tarakan - Sebanyak 11 orang guru SMPN 1 Tarakan terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Kormobid satu orang, semua menjalani isolasi mandi di rumah. Sudah sembuh ada empat orang," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Tarakan, Tri Junarto di Tarakan, Minggu.

Tes usap dilakukan awalnya terhadap 18 orang yang menemukan empat orang yang positif, kemudian tiga orang lainnya melakukan tes usap secara mandiri.

Awal mula mereka yang terpapar Covid-19, karena adanya pelaku perjalanan dari Nunukan dan salah istri dari Guru SMPN 1 bekerja di Puskesmas.

"Kami bersama komite sekolah memutuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka, karena adanya guru yang terpapar COVID," kata Tri.

Hal tersebut sudah dia sampaikan dengan melayangkan surat ke Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Puskesmas dan Penanggung Jawab Penanggulangan COVID-19 Tarakan.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Jajak Pendapat Sekolah Daring atau Tatap Muka

Sementara itu, jejak pendapat untuk pembelajaran tatap muka hasilnya 44,4 persen setuju dilakukan secara pembelajaran tatap muka sedangkan sisanya sebesar 55,6 persen setuju dilakukan belajar dengan daring.

Menurutnya, dari kesiapan sarana pendukung kegiatan belajar tatap muka maupun standar operasional prosedur (SOP), pihaknya sudah siap.

Kesiapan sarana seperti ruang kelas, wastafel, hand sanitizer, sabun, pengukur suhu badan. Demikian juga kesiapan SOP baik di lingkungan maupun di luar sekolah.

Namun, karena ada guru yang terkonfirmasi COVID-19, pihaknya terpaksa menunda pelaksanaan tatap muka di sekolah.

Menurutnya, keputusan ini juga telah disepakati oleh Komite Sekolah. Ditambah lagi persentase orang tua yang setuju menurun menjadi 44,4 persen saja dari 1.246 siswa, yang dipengaruhi terus bertambahnya angka konfirmasi COVID-19 di Tarakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya