Deteksi Dini Pneumonia, OTG COVID-19 Diimbau Tetap Periksakan Diri

Dokter mengatakan bahwa penting bagi OTG COVID-19 tetap melakukan pemeriksaan pada dirinya untuk mencegah adanya kondisi buruk dari pneumonia akibat terinfeksi virus corona

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Jan 2021, 13:00 WIB
Paru (Image by oracast from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Walau sudah dinyatakan positif COVID-19 melalui hasil tes PCR namun tidak bergejala, orang tanpa gejala (OTG) diimbau untuk tetap memeriksakan kondisi tubuhnya, termasuk untuk mengetahui apakah dirinya mengalami pneumonia atau tidak.

Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto berpesan bahwa selain PCR, ketika terkena virus corona COVID-19, masyarakat harus tetap konsultasi ke dokter apakah dirinya perlu melakukan pemeriksaan seperti rontgen dada.

"Karena tahunya apakah pneumonia atau tidak hanya dari rontgen dada," kata Agus dalam sebuah dialog virtual dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (25/1/2021).

"Walaupun tanpa gejala sebaiknya konsultasi," sambung dokter yang juga Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan itu menambahkan.

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu mengungkapkan, data di Tiongkok melaporkan bahwa 50 persen OTG masih memiliki pneumonia akibat COVID-19.

Sementara data ia dapatkan di salah satu rumah sakit di Jakarta, sekitar 10 sampai 20 persen OTG masih memiliki pneumonia. "Jadi pneumonia bisa saja secara symptom tidak ada gejalanya, tetapi secara radiologis ternyata ditemukan gambaran itu," katanya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Load More

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


OTG Harus Tetap Periksakan Dirinya

Ilustrasi Hasil Scan Penyakit Penderita Paru-Paru Credit: pexels.com/pixabay

Agus mengatakan bahwa ketika pasien COVID-19 sudah memiliki pneumonia, maka ia bisa dikategorikan sebagai pasien dengan derajat penyakit sedang.

"Ini kalau tidak ditangani dengan benar, 3 persen bisa menjadi berat, 8 persen bisa menjadi kritis. Tentu kalau terjadi di rumah kan tidak ada pertolongan," katanya.

Jika sudah sampai pada tahap tersebut, dikhawatirkan bahwa kondisi seseorang dapat memburuk dan masuk ke tahap berat hingga kritis, sehingga meningkatkan risiko kematian akibat COVID-19.

"Makanya yang terpenting adalah lakukan konsultasi kepada tenaga medis bila sudah terkonfirmasi COVID-19. Karena menentukan derajat itu tidak ditentukan oleh diri sendiri," katanya.

"Dengan pengobatan secara dini, kalau derajat kita masih tanpa gejala dan ringan menurut dokter dan data yang ada, itu dapat 100 persen disembuhkan sebelum masuk severity yang lebih berat," pungkasnya.

Selain itu, Agus tidak lupa mengingatkan masyarakat untuk tetap mengutamakan pencegahan yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan demi mencegah tertular virus corona.


Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah

Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya