Jadi Sejarah, Listrik Warga Eropa Lebih Banyak Dipasok dari Energi Terbarukan di 2020

Pergeseran terjadi karena sumber pasokan listrik, seperti penggunaan tenaga angin dan matahari, telah meningkat di Uni Eropa.

oleh Athika Rahma diperbarui 25 Jan 2021, 11:16 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Terjadi pergeseran pada sumber asal pasokan energi listrik di kawasan Uni Eropa (UE). Untuk pertama kalinya, Eropa mendapatkan lebih banyak pasokan listrik yang bersumber dari energi terbarukan daripada bahan bakar fosil sepanjang 2020.

Ini terkuak dari laporan tahunan Ember dan Agora Energiewende. Laporan tersebut memang melacak sektor kelistrikan di UE sejak 2015. Hasil terbaru ditemukan jika, energi terbarukan berkontribusi hingga 38 persen ke pasokan listrik UE pada tahun lalu, dibandingkan 37 persen yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil.

Pergeseran tersebut terjadi karena sumber pasokan listrik, seperti penggunaan tenaga angin dan matahari, telah meningkat di Uni Eropa. Kedua sumber tersebut naik hampir dua kali lipat sejak 2015, dan pada tahun lalu menyumbang seperlima dari pembangkit listrik di negara-negara UE, menurut laporan tersebut.

Itu juga alasan mengapa energi dari batu bara turun 20 persen pada tahun lalu, hanya 13 persen dari listrik yang dihasilkan di Eropa.

"Pertumbuhan pesat angin dan matahari telah memaksa batubara menurun, tapi ini baru permulaan," kata Dave Jones, Analis Listrik Senior Ember yang jadi penulis utama laporan tersebut, dalam sebuah pernyataan, seperti melansir CNN, Senin (25/1/2021).

Eropa mengandalkan angin dan matahari untuk memastikan tidak hanya batu bara dihapuskan pada tahun 2030.

Kemudian menghentikan pembangkit gas, mengganti pembangkit tenaga nuklir yang ditutup, dan untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat dari mobil listrik, pompa panas dan elektroliser.

 

Load More

Saksikan Video Ini


Dampak Covid-19

Pekerja melakukan pengecekan panel surya di atas gedung di kawasan Jakarta, Senin (31/8/2020). Pemerintah tengah menyiapkan peraturan presiden terkait energi baru terbarukan dan konservasi energi agar target 23 persen bauran energi di Indonesia bisa tercapai pada 2045. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Langkah-langkah penguncian Covid-19 tahun lalu memang mengakibatkan berkurangnya permintaan listrik di seluruh dunia.

Permintaan listrik di Eropa turun 4 persen pada tahun 2020, menurut laporan tersebut, yang mengatakan tren Covid tidak berpengaruh pada pertumbuhan sumber energi terbarukan.

Sejak 2015, emisi listrik Eropa mencatat penurunan bersejarah, menjadi 29 persen lebih bersih. Pencapaian tersebut mengikuti komitmen dari para pemimpin Uni Eropa bulan lalu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 55 persen dari tingkat tahun 1990 pada tahun 2030.

Di Amerika Serikat, energi terbarukan mengambil alih konsumsi batu bara dalam beberapa tahun terakhir. Mei lalu, sumber energi terbarukan dikonsumsi lebih dari batu bara untuk pertama kalinya sejak 1885.

"Pemulihan ekonomi pasca pandemi tidak boleh memperlambat aksi iklim," kata Patrick Graichen, Direktur Agora Energiewende.

"Karena itu kami membutuhkan kebijakan iklim yang kuat - seperti dalam Kesepakatan Hijau - untuk memastikan kemajuan yang stabil," dia menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya