Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saham emiten telekomunikasi melemah pada perdagangan saham Senin, (25/1/2021). Pelemahan saham emiten telekomunikasi ini terjadi di tengah pelemahan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan telah menghentikan proses lelang frekuensi yang diproyeksikan untuk menggelar layanan 5G di Indonesia.
Mengutip data RTI pada pukul 09.32 WIB, Senin (25/1/2021), saham PT Indosat Tbk (ISAT) melemah 3,2 persen ke posisi Rp 5.300 per saham. Saham ISAT sempat berada di level tertinggi 5.600 dan terendah 5.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 517 kali dengan nilai transaksi Rp 5,7 miliar.
Saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) susut 4,55 persen ke posisi Rp 63 per saham. Saham FREN sempat berada di level tertinggi Rp 66 dan terendah Rp 62 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 5.905 kali. Nilai transaksi Rp 39,1 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) stagnan di posisi Rp 2.430 per saham. Saham EXCL sempat dibuka melemah 30 poin ke posisi 2.400 per saham dari penutupan Jumat pekan lalu di kisaran 2.430. Saham EXCL sempat berada di level tertinggi 2.440 dan terendah 2.340 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.458 kali dan nilai transaksi Rp 26,4 miliar.
Saham PT Telkom Indonesia Tbk melemah tipis 0,59 persen ke posisi Rp 3.370 per saham. Saham TLKM sempat dibuka turun 20 poin ke posisi 3.370 per saham. Saham TLKM sempat berada di level tertinggi 3.380 per saham dan terendah 3.310 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.748 kali dengan nilai transaksi Rp 141,7 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IHSG Tertekan di Awal Sesi Perdagangan
Sementara itu, laju IHSG melemah 1,37 persen ke posisi 6.220,80. Indeks saham LQ45 susut 0,93 persen ke posisi 982,37. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Sebanyak 368 saham melemah sehingga menekan IHSG. 66 saham menguat dan 153 saham diam di tempat.
IHSG sempat berada di level tertinggi 6.322,72 dan terendah 6.148,30. Total frekuensi perdagangan saham 376.132 kali dengan nilai transaksi Rp 4,7 triliun.
Advertisement
Kemkominfo Batalkan Lelang Frekuensi 5G
Pelemahan saham emiten telekomunikasi ini terjadi di tengah sentimen Kemkominfo melalui Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 2,3GHz baru mengumumkan telah menghentikan proses lelang frekuensi yang diproyeksikan untuk menggelar layanan 5G di Indonesia tersebut.
Kemkominfo beralasan dihentikannya proses seleksi ini sebagai langkah kehati-hatian dan kecermatan untuk menyelaraskan setiap bagian dengan ketentuan perundang-undanganan yang berkaitan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), khususnya PP Nomor 80 Tahun 2015.
"Tim Seleksi telah menyampaikan surat resmi terkait informasi penghentian proses seleksi tersebut kepada perwakilan penyelenggara jaringan bergerak seluler yang sebelumnya telah diumumkan sebagai Peserta Seleksi yang lulus Evaluasi Administrasi," tulis Kemkominfo dalam siaran persnya, Sabtu, 23 Januari 2021.
Dengan dihentikannya proses seleksi ini, hasil proses seleksi yang telah dilaksanakan dan diumumkan pada 15 dan 18 Desember 2020 juga dinyatakan batal.
Sebagai tindak lanjut dihentikannya proses seleksi dan kepastian hukum pada peserta, tim seleksi juga sudah mengembalikan dokumen jaminan keikutsertaan seleksi (bid bond) pada 22 Januari 2021 dan telah diterima perwakilan peserta seleksi.
"Kemkominfo secepatnya akan melakukan langkah-langkah tindak lanjut yang lebih cermat dan berhati-hati guna memastikan spektrum frekuensi radio sebagai sumber daya alam yang bersifat terbatas (limited natural resources), khususnya pita frekuensi radio 2,3 GHz pada rentang 2.360-2.390 MHz, dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan bangsa Indonesia," tutup siaran pers tersebut.
Untuk diketahui, pada Desember 2020, Kemkominfo sebenarnya mengumumkan tiga pemenang lelang pita frekuensi 2.3GHz pada rentang 2360-2390Mhz untuk keperluan jaringan seluler bergerak, salah satunya layanan 5G.
Ketiga operator yang mendapatkan pita frekuensi 2.3GHz masing-masing adalah Telkomsel, Tri Indonesia, dan Smartfren.