Jokowi: Bank Syariah Terbesar di Indonesia Ditargetkan Selesai Februari 2021

Jokowi menilai, ekonomi syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 25 Jan 2021, 12:18 WIB
Presiden Joko Widodo memberi sambutan saat peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024 di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (14/5). Peluncuran peta jalan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia guna mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan bank syariah terbesar di Indonesia dapat rampung pada Februari 2021. Menurut dia, bank syariah ini dibangun untuk memperkuat industri keuangan Indonesia.

"Kita memperkuat industri keuangan syariah dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonesia. Kita sudah targetkan, Insyaallah di bulan Februari sudah bisa diselesaikan," ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah, Senin (25/1/2021).

Dia menilai, ekonomi syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Pasalnya, ekonomi syariah tidak hanya dikembangkan negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim.

Namun, negara-negara seperti, Jepang, Thailand, Inggris, hingga Amerika Serikat kini juga mengembangkan ekonomi syariah. Untuk itu, Indonesia harus dapat menangkap peluang tersebut dengan mendorong percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

"Kita harus mempersiapkan diri sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global," ucapnya.

Kendati begitu, Jokowi mengatakan Indonesia masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah agar menjadi pusat rujukan ekonomi syariah global. Dia menyebut indeks literasi ekonomi syariah Indonesia masih rendah yakni 16,2 persen.

"Ini masih rendah. Masih banyak ruang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, masih banyak peluang untuk dapat dioptimalkan," kata dia.

"Kita juga harus terus menata rantai nilai halal pada sektor riil yang mendukung UMKM, termasuk pengembangan ekonomi kreatif," sambung Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Potensi Wakaf Capai Rp 2.000 Triliun per Tahun

Presiden Joko Widodo sebelum memberikan sertifikat tanah wakaf di Masjid Raya Bani Umar, Tangerang Selatan, Jumat (22/2). Jokowi membagikan 351 sertifikat tanah wakaf untuk musala, tempat pendidikan dan pesantren. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkap, potensi wakaf di Indonesia sangat besar hingga Rp 2.000 triliun. Baik wakaf benda tidak bergerak dan bergerak maupun dalam bentuk uang.

"Potensi wakaf sangat-sangat besar di negara kita. Potensi aset wakaf per tahun mencapai Rp 2.000 triliun, dan potensi wakaf uang bisa menembus angka Rp 188 triliun," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah, Senin (25/1/2021).

Untuk itu, dia ingin pemanfaaran wakaf lebih diperluas lagi sehingga tak lagi untuk tujuan ibadah. Namun, juha bisa dikembangkan untuk sosial ekonomi yang dapat mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam masyarakat.

Jokowi menekankan pentingnya peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang untuk meningkatkan kepedulian serta literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah. Selain itu, sebagai upaya memperkuat kepedulian dan solidaritas mengatasi kemiskinan serta ketimpangan sosial di Indonesia.

"Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, sudah saatnya kita memberikan contoh, praktik pengelolaan wakaf yang transparan, yang profesional, yang kredibel, yang bisa dipercaya, dan dapat memberikan dampak produktif bagi kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam," jelas Jokowi.

"Sekaligus memberikan upaya signifikan dalam menggerakkan ekonomi nasional kita, khususnya di sektor UMKM," sambung Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya