LaporCOVID-19: Ada 34 Pasien Corona Ditolak RS karena Penuh

LaporCOVID-19 mencatat ada laporan 34 pasien positif Corona ditolak rumah sakit karena penuh.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Jan 2021, 14:20 WIB
Sejumlah pasien COVID-19 duduk dalam bus sekolah saat akan dipindahkan ke Wisma Atlet di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, Senin (28/12/2020). Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Puskesmas Kecamatan Duren Sawit hari ini memindahkan 14 pasien COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta LaporCOVID-19 mencatat ada 34 pasien positif Corona yang ditolak rumah sakit karena fasilitas pelayanan kesehatan penuh. Angka itu berdasarkan laporan yang masuk ke LaporCOVID-19 periode Desember 2020 - 21 Januari 2021.

Seluruh laporan 34 pasien positif Corona yang masuk, menurut Relawan LaporCOVID-19 Irma Hidayana, masing-masing keluarga pasien itu meminta bantuan kepada LaporCOVID-19 untuk mencarikan RS Rujukan COVID-19. 

"Sejak awal Desember 2020, sudah sangat sulit untuk mendapatkan tempat tidur ruang isolasi dan ICU. Ya, sangat sulit mendapatkan rumah sakit juga," kata Irma saat konferensi pers pada Senin, 25 Januari 2021.

"Hingga tanggal 21 Januari 2021 kalau tidak salah ya, kami menerima 34 laporan tentang kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh."

Selama proses membantu keluarga pasien positif Corona mencarikan rumah sakit, LaporCOVID-19 dibantu dinas kesehatan dan pemerintah daerah. Irma mengakui, pihaknya juga meminta bantuan Tim Kementerian Kesehatan, tapi tidak pernah direspons.

"Kami sebenarnya sudah banyak sekali dibantu Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam mencari rumah sakit. Kami juga minta tolong kepada Tim Kementerian Kesehatan, tapi empat kali kami minta tolong, sama sekali tidak pernah berhasil," ucapnya.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


COVID-19 dan Rumah Sakit sedang Kolaps

Sejumlah pasien COVID-19 terlihat dalam bus sekolah saat tiba di RSD Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (17/11/2020). Jumlah pasien COVID-19 di Tower 6 dan 7 RSD Wisma Atlet naik 32 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Melihat banyaknya keluarga pasien Corona yang meminta bantuan dicarikan rumah sakit, kata Irma, menandakan fasilitas kesehatan sudah kolaps. Perlu ada pembenahan agar pasien positif Corona segera memeroleh perawatan.

"Hari ini, kami masih membantu warga mencarikan rumah sakit. Jadi, kami ingin pemerintah dan juga teman-teman pahami, bahwa kita sedang hadapi rumah sakit yang sudah kolaps," lanjutnya.

"Yang harus dilakukan ya mesti fokus pada pembenahan, kenapa sih kapasitas (rumah sakit) penuh. Kondisi ini sudah berlarut-larut dari Desember 2020 sampai saat ini. Banyak pasien ditolak."

Irma menceritakan salah satu upaya membantu keluarga pasien Corona di Tangerang Selatan mencarikan rumah sakit. Sayangnya, di tengah upaya mencari rumah sakit, pasien tersebut akhirnya meninggal dunia.

"Ada pasien positif gejala berat dibawa ke puskesmas di Tangsel. Keluarga pasien minta tolong kepada kami mencarikan RS Rujukan. Kami dibantu dinkes setempat mencari rumah sakit dan ICU, tapi tidak mendapatkan," tuturnya.

"Kami mencoba bantuan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selama 1 hari penuh sampai keesokan harinya masih coba mencari rumah sakit. Sebelum dapat ICU, pasien keburu meninggal di fasilitas layanan primer."

Menurut pakar, kejadian kalau pasien meninggal dalam kondisi kegawatdaruratan di layanan primer, artinya tanda fasilitas kesehatan kita sudah kolaps. Situasi ini bukan hanya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) saja, tapi juga di sejumlah daerah di Indonesia.


Infografis Cara Mudah Pahami Penyebaran Corona Covid-19

Infografis Cara Mudah Pahami Penyebaran Corona Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya