Liputan6.com, Jakarta - Musisi Anji mengabarkan bahwa baru-baru ini dirinya positif COVID-19. Kabar ini dibagikan pelantun Dia melalui unggahan terbaru di kanal Youtube pribadinya Dunia MANJI berjudul Positif Dilawan Positif pada Minggu, 24 Januari 2021.
"Cerita positif. Semoga ada gunanya terutama buat orang tanpa gejala," kata Anji di video tersebut.
Advertisement
Di video berdurasi 16 menit 12 detik, Anji, mengatakan, dirinya adalah orang tanpa gejala (OTG). Dia tidak merasakan sakit apa pun sebelum dan sejak dinyatakan positif COVID-19.
Begitu hasil swab test PCR keluar dan dia terkonfirmasi tertular Virus Corona, Anji langsung memisahkan diri dari keluarganya dan memilih studio pribadi sebagai tempat isolasi mandiri selama 13 hari.
Anji berbagi semua informasi dan kronologis sampai akhirnya dia tahu kena COVID-19. Suami Wina Talia ini, mengatakan, dinyatakan positif COVID-19 pada 7 Januari 2021.
Dan, lanjut Anji, kemungkinan dia tertular Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 di Kota Bandung. Lantaran di sanalah dia bertemu dengan banyak orang.
"Saya membuat konten beberapa hari di Kota Bandung, lalu saya menunggu waktu pulang dan tes PCR," ujar Anji.
Setelah pulang dari Bandung dan hendak mengisi sebuah acara di Indosiar bersama Melly Goeslaw, Ruth Sahanaya, dan Pinkan Mambo, Anji melakukan swab test PCR. Tak disangka, pelantun lagu Bidadari Tak Bersayap malah dinyatakan COVID-19.
Simak Video Berikut Ini
Anji Kaget, Tim yang Selalu Bersamanya Negatif COVID-19
Ada satu hal yang membuat Anji kaget. Di menit ke 3 dan 28 detik, Anji menyebut bahwa tiga orang tim yang selalu bersamanya justru negatif COVID-19.
"Saya tes berempat. Saya lalu tiga tim saya yang ikut saya ke mana-mana. Nah, hasilnya tiga negatif, yang satu positif, (yaitu) saya," kata Anji.
"Saya juga tidak tahu kenapa dari kami berempat, saya doang yang positif, sementara tiga orang tim saya yang selalu bersama-sama saya, kadang-kadang di satu tenda dengan saya, satu ruangan, satu tempat, satu mobil, itu mereka negatif," Anji menekankan.
Advertisement
Penjelasan Dokter Paru
Mungkin ada di antara Anda yang pernah mengalami hal serupa Anji. Anda positif COVID-19 tapi pasangan yang seranjang dengan Anda atau orang lain yang berada di rumah Anda atau berada di sekitar Anda justru negatif COVID-19.
Dokter Spesialis Paru di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, dr Jaka Pradipta SpP, mengatakan, positif COVID-19 artinya bisa terinfeksi atau bisa sakit.
"Terinfeksi itu kan artinya masuk aja gitu kemudian terjadi penularan. Yang bisa bikin beda adalah imunitas masing-masing dan jumlah (virus) yang masuk enggak banyak. Artinya, dia sudah langsung selesai, virusnya mati, jadi tidak nularin orang," kata Jaka saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Senin, 25 Januari 2021.
Jaka menjelaskan bahwa penularan dan proses orang sakit itu beda-beda. Tidak bisa dipukul rata bahwa setiap yang kena COVID-19 pasti akan menularkan ke orang lain.
"Enggak juga. Makanya, proteksi tetap harus dipakai," katanya.
"Atau mungkin imunitas (orang terdekat yang hasilnya negatif) bagus, sehingga enggak jadi tertular, gitu," Jaka menambahkan.
Banyak kemungkinan bisa terjadi mengapa orang terdekat dari seseorang yang terkonfirmasi COVID-19 malah negatif. Termasuk kemungkinan jumlah virus yang masuk ke orang tersebut sedikit banget.
"Artinya yang masuk itu nempel begitu saja, langsung selesai," ujarnya.
Semakin Ringan Gejala Pasien COVID-19 Kecil Kemungkinan untuk Menularkan
Terlebih jika yang positif COVID-19 berstatus OTG. Menurut Jaka, semakin ringan gejalanya, penularan semakin rendah karena proses imunitas yang lebih baik itu sedang bekerja.
"Beda sama yang demam batu-batuk, risiko penularan lebih tinggi," katanya.
Meski demikian tetap orang yang terdekat hasilnya negatif tersebut harus melakukan karantina.
"Artinya, hindari kontak sama orang, di rumah pakai masker, jangan banyak ke mana-mana. Karena sebenarnya, mungkin masih bisa menularkan atau virusnya belum keluar pas di-swab. Mungkin beberapa lagi baru demam, bisa saja, kita enggak ada yang tahu karena virusnya punya waktu dua minggu di dalam tubuh untuk replikasi," kata Jaka.
Advertisement