Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo Jadi Pembicara Khusus di MIF 2021, Ini Bocorannya

Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo dijadwalkan akan menjadi salah satu pembicara penting dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2021, 15:10 WIB
Dirut Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo saat menyampaikan paparan kinerja triwulan I-2016 Bank Mandiri, Jakarta Senin (16/5). Bank Mandiri memperoleh laba operasional sebesar Rp 9,7 triliun hingga akhir Maret 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri II Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo dijadwalkan akan menjadi salah satu pembicara penting dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2021. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan.

"Bapak Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo akan hadir khusus," ujar dia dalam webinar Persiapan Pelaksanaan Mandiri Investment Forum 2021 secara virtual di Jakarta, Senin (25/1).

Dia membocorkan, anak buah Erick Thohir itu nantinya akan menyampaikan pandangannya terkait Sovereign Wealth Funds (SWF). Mengingat kehadiran lembaga anyar ini sangat dinantikan oleh banyak investor baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

"Khusus pak Kartika nih temen-temen pasti ingin tahu apa yang akan dipaparkan beliau? Saya kasih bocorannnya Sovereign Wealth Funds. SWF inikan di tunggu semua orang bukan hanya dalam negeri tapi juga luar negeri terkait bagaimana berinvestasi melalui SWF," tutupnya.

Sebelumnya, Staf khusus Menteri Keuangan untuk Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin mengatakan, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) bisa mulai beroperasi di kuartal I-2021.

"Mudah-mudahan di sebelum kuartal I (2021) berakhir kita sudah mendapatkan SWF, sudah up and running. Ya, sudah running (sebelum 1 April)," tegasnya dalam webinar SWF Effect Bagi Economic via Youtube BeritaSatu, Kamis (14/1).

Masyita mengungkapkan, optimisme ini dilandasi oleh sejumlah kesiapan faktor penunjang. Pertama, telah lahirnya dua Peraturan Pelaksana (PP), yakni PP nomor 73/2020 dan PP pengelolaan investasi dengan nomor 74/2020. Kedua, telah terbentuknya struktur kepengurusan SWF. Sebagaimana tertuang dalam Surat Presiden (Surpres) RI Nomor R-03/Pres/01/2021.

"Untuk Dewan Pengawas (SWF) terdiri dari 5 orang, dua orang ketua itu Menteri Keuangan saat ini ibu Sri Mulyani dan Menteri BUMN bapak Erick Thohir dan tiga dari unsur profesional," terangnya.

Terakhir, telah diterimanya Surat Presiden tentang Lembaga Pengelola Investasi (LPI) bernomor No R-03/Pres/01/2021 oleh DPR RI pada Selasa (12/1) lalu. Surpres sendiri berisi nama-nama Dewan Pengawas LPI atau SWF.

"Jadi, akan segera di umumkan ini. Nah, nanti Dewas (SWF) yang sudah diumumkan ini InsyaAllah minggu depan itu akan langsung membentuk komite-komite nih," tandasnya.

Reporter: Sulaeman 

Sumber: Merdeka.com

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


5 Sektor Industri yang Bakal Laris Manis jadi Tempat Investasi di 2021

lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan mengatakan, perekonomian Indonesia pada tahun 2021 akan beranjak dari fase bertahan atau survival kepada fase pemulihan ekonomi. Ini berkat dengan dukungan beberapa faktor, yaitu program vaksinasi yang sudah mulai berjalan, implementasi UU Cipta Kerja, serta penurunan kasus Covid-19.

"Faktor pendukung lainnya adalah peningkatan investasi swasta sejalan dengan berbagai stimulus pemerintah untuk mendorong pulihnya permintaan," katanyadalam webinar Persiapan Pelaksanaan Mandiri Investment Forum 2021 secara virtual di Jakarta, Senin (25/1).

Untuk itu, dia menyebut setidaknya terdapat lima sektor industri yang akan mengalami pertumbuhan positif di tahun ini. Pertama, ialah sektor infrastruktur. Menurutnya, kinerja positif sektor ini tak lepas dari komitmen Pemerintah Jokowi yang terus berupaya menghubungkan wilayah Indonesia dengan pembangunan infrastruktur.

"Kita negeri dengan penduduk diatas 260 juta. Mobilitas kita sangat tinggi antar pulau dan ini sangat memerlukan dukungan infrastruktur untuk menuju kepada negara dengan lebih dari menengah. Jadi, sektor infrastruktur ini berkelanjutan temen-temen," terangnya.

Kedua, sektor pendidikan. Menyusul adanya penyesuaian dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun bahan ajar lainnya setelah pandemi Covid-19 melanda dunia.

"Seperti yang tadinya interfacing secara fisik ini akan melalui virtual termasuk alat ajar. Sehingga, sektor (pendidikan) sangat potensial terus tumbuh dan bisa diinvestasikan," jelasnya.


Sektor Selanjutnya

Ilustrasi Investasi Reksadana Credit: pexels.com/pixabay

Ketiga, sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi atau ICT. Dia bilang, pertumbuhan sektor ini tak lepas dari tingginya pemanfaatan teknologi digital maupun layanan komunikasi untuk menunjang berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat di masa kedaruratan kesehatan akibat Covid-19.

"Tadi saya katakan anything virtual. Oleh karena itu, memerlukan Wi-Fi dukungan Internet dan gadget. Ini sangat membuka lebar potensi bisnis di bidang ICT," ucapnya.

Keempat, sektor industri kesehatan dan turunannya. Mengingat di masa kedaruratan kesehatan akibat Covid-19 kebutuhan masyarakat akan produk maupun jasa industri kesehatan kian meningkat.

"Sektor kesehatan juga potensial untuk tumbuh temen, bisa dilihat industri farmasi, industri healthcare, industri terkait lainnya itu semakin dibutuhkan. Kita mention, di awal itu hazmat harganya mahal, tapi sekarang bisa dibuat sendiri harganya lebih terjangkau dan ini menciptakan lapangan kerja," paparnya.

Terakhir, industri manufaktur khususnya otomotif dan elektronik." Sektor manufaktur dua ini terdampak positif dari perjanjian perdagangan," pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya