Liputan6.com, Jakarta - Huawei merekrut Mantan Presiden Brasil Michel Temer sebagai penasihat 5G untuk memastikan operasional perusahaan di Brasil tetap berjalan, seiring dengan makin dekatnya lelang infrastruktur teknologi jaringan 5G.
Seharusnya, lelang teknologi 5G Brasil dilakukan pada Maret 2020, tetapi proses ini terhalang pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Proses lelang pun dijadwalkan akan dilakukan pada awal 2021 ini.
Advertisement
Mengutip ZDNet, Senin (25/1/2021), selama beberapa tahun belakangan, perusahaan Tiongkok ini memang menghadapi ancaman kemungkinan dilarang memasok peralatan jaringan ke operator Brasil. Huawei pun mengubah strategi untuk mengamankan posisinya, salah satunya lewat perekrutan orang yang pernah berkecimpung di bidang politik.
Penunjukkan Michel Temer, seorang profesor hukum, negarawan, sekaligus pengacara ini dikonfirmasi langsung oleh Huawei melalui pernyataan singkat.
"Huawei berkomitmen pada transparansi dengan semua pemangku kepentingan," kata Huawei kepada ZDNet.
Temer merupakan wakil presiden Dilma Rousseff. Ia menjadi kepala negara setelah pemakzulan Rousseff pada 2016 dan tetap menjabat hingga 2018.
Ia juga sempat dituding melakukan kesalahan dalam beberapa hal, termasuk isu penyuapan dan pencucian uang. Ia bahkan pernah ditangkap pada 2019 sebagai bagian dari satuan tugas antikorupsi Operation Car Wash.
Tugasnya Beri Masukan Hukum Seputar 5G
Keterlibatan Temer dengan Huawei membuat mantan presiden Brasil ini dapat memberikan masukan hukum tentang penerapan 5G di Brasil. Apalagi, kedekatannya dengan Presiden Jair Bolsonaro kini dianggap sangat berharga bagi Huawei.
Tidak hanya itu, Temer juga memiliki jaringan pertemanan di DPR Brasil, yang bertanggung jawab terhadap penunjukan presiden badan telekomunikasi Brasil (Anatel) saat ini, Leonardo Euler de Morais yang akan menjabat hingga November 2021.
Sementara itu, sejak menjabat, Presiden Jair Bolsonaro telah membuat kecenderungan untuk menghentikan Huawei memasok peralatan jaringan terbaru di Brasil.
Hal ini merupakan permintaan dari Presiden AS ke-45 Donald Trump. Informasi ini belakangan dikonfirmasi oleh Wakil Presiden Hamilton Mourao.
Tahun lalu, Mourao mengatakan, Brasil tak boleh melewatkan peluang untuk 5G dengan tidak mengikuti negara-negara lain berinvestasi dalam teknologi dan mengingatkan teknologi 5G akan menelan lebih banyak biaya, jika ada berbagai larangan.
Advertisement
Waspadai Ketegangan Brasil dan Tiongkok
Terlepas dari itu, pada 2020, Presiden Huawei Brasil Sun Baocheng mengatakan, mencegah perusahaan Tiongkok beroperasi akan berdampak luas pada peluncuran 5G di negara Amerika Latin ini.
Di luar inovasi digital, para ahli juga mengingatkan, pelarangan Huawei bisa mengganggu bidang lain, misalnya perdagangan bilateral antara Tiongkok dan Brasil di tahun-tahun mendatang, serta hubungan dengan AS.
Langkah Bolsonaro yang sebelumnya melarang Brasil juga telah meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Gara-gara hal ini, pemerintah Tiongkok menunda ekspor bahan-bahan utama untuk produksi lokal vaksin Covid-19 Sinovac Biotech.
Pada gilirannya hal ini meningkatkan kekhawatiran seputar kekurangan vaksin Covid-19 di Brasil.
(Tin/Why)