Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengungkapkan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) ruang Intensive Care Unit (ICU) dan isolasi rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bogor berada di angka 70 persen. Angka ini lebih rendah dari data dua pekan lalu yang mencapai 80 persen.
"Kalau dua minggu lalu angkanya di atas 80 persen, per hari ini angka BOR kita ada di angka 70 persen. Memang masih di atas ambang batas tapi saya lihat ada progres di sini," katanya dalam talk show yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Senin (25/1/2021).
Advertisement
Bima Arya memastikan, pihaknya terus memantau tingkat keterisian tempat tidur ruang ICU dan isolasi rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Bogor. Untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19, Pemerintah Kota Bogor menyediakan Rumah Sakit Lapangan (RSL) di GOR Pajajaran, Kecamatan Tanah Sareal.
Rumah sakit tersebut memiliki dua ruang ICU dengan total 64 tempat tidur. Sementara jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di RSL itu mencapai 225 orang. Terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat hingga petugas kesehatan lain.
"Tadi pagi saya cek tingkat keterisiannya (tempat tidur RSL) 29 persen," sambung dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Kondisi RS Lapangan di Bogor
Sebelumnya, Kepala RSL Kota Bogor, Yeti Haryati menjelaskan RSL ini dikhususkan bagi pasien COVID-19 yang terkonfirmasi positif lewat tes swab PCR. Selain itu, pasien wajib membawa rujukan dari rumah sakit atau puskesmas.
"Rujukan dari rumah sakit atau puskesmas yang memang kapasitas tempat tidurnya sudah tidak mencukupi," kata Yeti saat peresmian RSL, Senin (18/1).
Yeti mengatakan, RSL itu memiliki tiga lantai dan berkapasitas 56 tempat tidur. Dia menjelaskan, lantai dua dikhususkan bagi pasien perempuan dan laki-laki di lantai tiga.
"Ada juga Instalasi UGD dengan delapan tempat tidur. Jadi total ada 64 tempat tidur keseluruhan," kata Yeti.
Dia memastikan, perawatan di RSL tetap merujuk standar penanganan COVID-19 dari Kementerian Kesehatan. RSL ini juga diperkuat dengan dokter spesialis paru.
"Kami ada dokter spesialis paru, spesialis dokter dalam. Kami juga memiliki 11 dokter umum 24 jam. Tapi untuk perawat kami baru memiliki 44 orang dari target 62 orang," kata dia.
Yeti menambahkan untuk ruang isolasi hampir masih dengan standar yang ada di RSUD Kota Bogor dengan sistem menggunakan isolasi bertekanan negatif sudah terukur dengan HC12 dan sistem untuk tekanan negatifnya Magnit helitnya sesuai 2,5 kilo pascal.
"Kemudian untuk pelayanan lain berupa gizi, laboratorium kita berkerja sama dengan Labkesda Kota Bogor dan RSUD Kota Bogor berserta ronsen mobile yang bisa dilaksanakan di sini," pungkasnya.
Penulis: Titin Supriatin/Merdeka.com
Advertisement