PPKM Diperpanjang, Pengusaha Jatim Minta Insentif

Banyak pengusaha yang mengalami penurunan omzet sejak dimulainya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 11 Januari lalu.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 26 Jan 2021, 05:35 WIB
Suasana hari kedua PSBB di Surabaya Raya pada Rabu, 29 April 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Wakil Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur Johnson Simanjuntak menyampaikan, banyak pengusaha yang mengalami penurunan omzet sejak dimulainya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 11 Januari lalu.

Apalagi Pemerintah Pusat juga telah resmi memperpanjang PPKM khusus wilayah Jawa dan Bali, 26 Januari hingga 8 Februari 2021 mendatang. Walaupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim belum memutuskan skema perpanjangan PPKM tersebut.

"Sektor kuliner memang paling bermasalah, tapi saya belum dapat data terkait dampak yang terjadi seperti apa,"ujarnya, Senin (25/1/2021).

Namun, ia memastikan dampak yang dirasakan pengusaha makanan dan minuman pasti besar. Pasalnya, dalam aturan yang ada di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19, hanya boleh menampung 25 persen pengunjung.

“Kemudian ada pembatasan jam operasional itu sudah sangat mempengaruhi teman-teman pengusaha kuliner. Kalau untuk pabrik tidak ada masalah yang penting tetap melaksanakan protokol kesehatan,” ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kurangi Dampak

Karena itu, lanjut Johnson, para pengusaha mengharap adanya insentif dari pemerintah sehingga tidak berdampak terlalu parah. Mengingat, omzet yang diterima sekarang menurun dari biasanya.

“Pengusaha berharap ada insentif dari pemerintah. Pemerintah sudah berusaha, tapi perlu ditingkatkan lagi apa yang perlu dilakukan,” ujarnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya