Vaksin Moderna Kurang Ampuh Lawan Mutasi COVID-19 Afrika Selatan?

Vaksin Moderna dilaporkan ampuh melawan mutasi COVID-19 dari Inggris dan Afrika Selatan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Jan 2021, 12:17 WIB
Botol bertuliskan "Vaksin COVID-19" terlihat di sebelah logo perusahaan biotek Moderna, Paris, Prancis, 18 November 2020. Vaksin COVID-19 buatan Moderna diprediksi segera lolos BPOM Amerika Serikat (Food and Drug Administration atau FDA). (JOEL SAGET/AFP)

Liputan6.com, London - Vaksin COVID-19 buatan Moderna dilaporkan ampuh melawan mutasi COVID-19 dari Inggris dan Afrika Selatan. Akan tetapi, keampuhan melawan varian Afrika Selatan tidak seampuh melawan varian Inggris.

Menurut laporan BBC, Selasa (26/1/2021), hasil uji awal itu menunjukan bahwa antibodi yang dipicu oleh vaksin Moderna dapat mengenali dan melawan varian baru COVID-19.

Pada studi ini, Moderna mengambil sampel darah dari delapan orang yang sudah disuntik dua vaksin Moderna. Hasilnya, ada antibodi yang cukup untuk menyetop virus COVID-19.

Meski demikian, mutasi Afrika Selatan disebut lebih kuat, ketimbang Inggris.

Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui seberapa ampuhnya Moderna terhadap mutasi COVID-19 yang lebih menular ini. Hasil studi ini juga belum melalui peer-review.

Ilmuwan menyebut vaksin COVID-19 masih ampuh melawan mutasi, meski tidak semanjur melawan virus yang belum bermutasi.

Selain Moderna, vaksin buatan Pfizer juga menunjukan hasil ampuh melawan mutasi baru COVID-19 dari Inggris.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Suntik Ketiga Kali?

Sejumlah polisi membujuk seorang warga untuk pulang ke rumah di Johannesburg, Afrika Selatan, Senin (30/3/2020). Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menetapkan karantina wilayah atau lockdown nasional selama 21 hari untuk mencegah penularan virus corona COVID-19. (Xinhua/Yeshiel Panchia)

Pihak Moderna menyebut perlidungan terhadap varian baru COVID-19 dari Afrika Selatan bisa lebih cepat menghilang. Pakar virus pun mengaku khawatir.

Moderna lantas menguji apakah pemberian suntikan ketiga dapat memberikan hasil lebih baik.

CEO Moderna Stephane Bancel menyebut perusahaan akan mengambil langkah proaktif sebagaimana virusnya sedang berkembang.

Sejauh ini Inggris sudah memesan 17 juta vaksin COVID-19, tetapi kemungkinan baru tiba pada musim semi mendatang.


179 Ribu Orang Telah Divaksinasi COVID-19 di Indonesia

Petugas medis akan menyuntikkan vaksin Coronavac kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Sebanyak 2.630 tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet divaksinasi Covid-19 secara bertahap. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebanyak 179.000 orang sudah melakukan vaksinasi Virus Corona hingga hari ini, 26 Januari 2021. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat 1,73 juta orang untuk tahap pertama.

"Tentu diawali oleh Bapak Presiden pada tanggal 13 Januari yang lalu dan program fasilitas-fasilitas vaksinasi tahap pertama ini diperkirakan untuk 1,73 juta tenaga kesehatan pelayanan publik. Diharapkan bahwa ini bisa mencapai target dan saat sekarang telah sekitar 179.000 orang telah divaksinasi," ujarnya, Jakarta, Selasa (26/1/2021). 

Pemerintah sudah membuat jadwal untuk melakukan vaksinasi. Di mana, Presiden Jokowi meminta akan diselesaikan pada Desember sehingga ada percepatan terhadap 77 juta masyarakat yang rencana awal bulan Januari-Maret tahun depan itu dipercepat.

"Tentunya ini perlu di monitor secara bersama namun Kita juga harus mengingatkan bahwa kegiatan kegiatan di hulu yaitu kegiatan kegiatan terkait dengan kedisiplinan, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak terus harus dilakukan," papar Airlangga.


Infografis COVID-19:

Infografis Siap-Siap Vaksinasi Covid-19 Pertengahan Januari 2021. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya