Liputan6.com, London - Vaksin COVID-19 buatan Moderna dilaporkan ampuh melawan mutasi COVID-19 dari Inggris dan Afrika Selatan. Akan tetapi, keampuhan melawan varian Afrika Selatan tidak seampuh melawan varian Inggris.
Menurut laporan BBC, Selasa (26/1/2021), hasil uji awal itu menunjukan bahwa antibodi yang dipicu oleh vaksin Moderna dapat mengenali dan melawan varian baru COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Pada studi ini, Moderna mengambil sampel darah dari delapan orang yang sudah disuntik dua vaksin Moderna. Hasilnya, ada antibodi yang cukup untuk menyetop virus COVID-19.
Meski demikian, mutasi Afrika Selatan disebut lebih kuat, ketimbang Inggris.
Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui seberapa ampuhnya Moderna terhadap mutasi COVID-19 yang lebih menular ini. Hasil studi ini juga belum melalui peer-review.
Ilmuwan menyebut vaksin COVID-19 masih ampuh melawan mutasi, meski tidak semanjur melawan virus yang belum bermutasi.
Selain Moderna, vaksin buatan Pfizer juga menunjukan hasil ampuh melawan mutasi baru COVID-19 dari Inggris.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Suntik Ketiga Kali?
Pihak Moderna menyebut perlidungan terhadap varian baru COVID-19 dari Afrika Selatan bisa lebih cepat menghilang. Pakar virus pun mengaku khawatir.
Moderna lantas menguji apakah pemberian suntikan ketiga dapat memberikan hasil lebih baik.
CEO Moderna Stephane Bancel menyebut perusahaan akan mengambil langkah proaktif sebagaimana virusnya sedang berkembang.
Sejauh ini Inggris sudah memesan 17 juta vaksin COVID-19, tetapi kemungkinan baru tiba pada musim semi mendatang.
Advertisement
179 Ribu Orang Telah Divaksinasi COVID-19 di Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebanyak 179.000 orang sudah melakukan vaksinasi Virus Corona hingga hari ini, 26 Januari 2021. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat 1,73 juta orang untuk tahap pertama.
"Tentu diawali oleh Bapak Presiden pada tanggal 13 Januari yang lalu dan program fasilitas-fasilitas vaksinasi tahap pertama ini diperkirakan untuk 1,73 juta tenaga kesehatan pelayanan publik. Diharapkan bahwa ini bisa mencapai target dan saat sekarang telah sekitar 179.000 orang telah divaksinasi," ujarnya, Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Pemerintah sudah membuat jadwal untuk melakukan vaksinasi. Di mana, Presiden Jokowi meminta akan diselesaikan pada Desember sehingga ada percepatan terhadap 77 juta masyarakat yang rencana awal bulan Januari-Maret tahun depan itu dipercepat.
"Tentunya ini perlu di monitor secara bersama namun Kita juga harus mengingatkan bahwa kegiatan kegiatan di hulu yaitu kegiatan kegiatan terkait dengan kedisiplinan, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak terus harus dilakukan," papar Airlangga.
Infografis COVID-19:
Advertisement