Liputan6.com, Jakarta Dengan didistribusikannya vaksin Covid-19 dan mulai dilakukan vaksinasi, ini mendatangkan harapan bahwa akhir pandemi akan segera tiba. Harapan akan penyebaran virus Corona yang melambat, bertambah seiring dengan vaksinasi dilakukan.
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian, para ahli memperingatkan masyarakat untuk tidak menganggap vaksin Covid-19 menyelesaikan semua masalah tersebut. Menurut salah satu pejabat kesehatan di Inggris, salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan orang setelah mendapatkan vaksin Covid adalah keluar rumah dan bersosialisasi seperti biasa, tak lagi menjaga protokol kesehatan.
Saksikan Video Pilihan Beriktu Ini:
Langkah berisiko
Sementara vaksin pada akhirnya akan membantu mengendalikan wabah virus corona, pejabat kesehatan di Inggris memperingatkan bahwa terjun kembali untuk bersosialisasi segera setelah divaksin merupakan langkah yang berisiko.
"Kami benar-benar khawatir orang merasa bahwa begitu mereka mendapatkan vaksinasi itu, mereka merasa kebal," kata David Halpern, PhD, ketua Tim Wawasan Perilaku pemerintah Inggris seperti dikutip dari The Guardian.
"Orang-orang merasa, segera setelah mereka mendapatkan vaksinasi itu: 'Luar biasa, saya akan bisa keluar'."
Advertisement
Anda tidak langsung terlindungi oleh vaksin Covid
Apapun vaksin Covid yang Anda terima, ini tidak membuat Anda langsung kebal dari penyakit tersebut. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa tingkat perlindungan yang diharapkan tidak akan tercapai sampai dosis kedua vaksin diberikan tiga hingga empat minggu kemudian. Tambahan lagi, ini masih dapat memakan waktu hingga 12 hingga 14 hari setelahnya agar vaksinasi kedua sepenuhnya efektif.
"Beberapa orang berpikir efek dari vaksin ini langsung terasa," kata Stephen Reicher, PhD, dari Scientific Pandemic Insights Group, kepada The Guardian.
"Beberapa orang percaya bahwa Anda tidak dapat menularkan penyakit ini — dan komunitas medis tidak memiliki kejelasan tentang hal itu."
Lebih banyak orang perlu divaksinasi agar ini efektif
Jangka waktu untuk kembali ke "kehidupan normal" akan sangat bergantung pada seberapa banyak populasi yang divaksinasi. Sebelum cukup banyak orang divaksinasi, kembali bersosialisasi tanpa tindakan pencegahan bisa berisiko.
"Imunitas bukanlah tombol hidup/mati; ini adalah dial," kata Eric Lofgren, PhD, seorang ahli epidemiologi penyakit menular di Washington State University, kepada The New York Times.
"Jika kekebalan Anda di bawah komunitas, virus masih dengan senang hati masih beredar di populasi dan selalu ada kemungkinan vaksin tidak bekerja untuk Anda."
Advertisement
Kekebalan kelompok (herd imunity) diperlukan sebelum aktivitas normal dapat dimulai kembali
Ilmuwan dan ahli medis sekarang berfokus pada mengedukasi masyarakat bahwa vaksinasi (untuk sementara) dapat memberikan perlindungan. Keefektifan mereka yang sebenarnya adalah bagian dalam upaya kelompok untuk menghentikan penularan virus.
Ini berarti sebagian besar penduduk divaksinasi — dan sementara itu, tetap terus menegakkan protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, dan mempraktikkan jarak sosial.
Masih diperlukan penelitian tentang bagaimana vaksin mempengaruhi penyebaran COVID
Studi saat ini sedang berfokus pada peran apa yang dimainkan oleh pasien yang divaksinasi dalam berpotensi menyebarkan virus corona baru. Meskipun itu melindungi Anda dari penyakit parah, belum ada bukti bahwa itu sepenuhnya mencegah infeksi.
Dan, karena uji klinis tidak menguji ini sejak awal. Belum ada data konklusif yang menunjukkan apakah orang yang divaksin dapat atau tidak dapat menginfeksi orang lain.
Menurut Reuters, para ilmuwan saat ini mencoba untuk menentukan bagaimana orang secara fisiologis bereaksi terhadap vaksin dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi cara virus Covid bereplikasi di dalam tubuh.
Sampai saatnya tiba, Anda sebaiknya terus mengenakan masker, menghindari pertemuan besar, dan mempraktikkan jarak sosial. Ini menjadi cara terbaik menjaga semua orang terhindar dari infeksi Covid.
Advertisement