Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi RI di 2020 Lebih Baik dari Negara G20 dan ASEAN

Kemenkeu menyebut pertumbuhan ekonomi pada 2020 masih cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2021, 12:20 WIB
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu, menyebut pertumbuhan ekonomi pada 2020 masih cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Sebab, pemerintah sendiri sudah menunjukan langkah-langkah luar biasa dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19.

"Performance perekonomian di 2020, walau angka belum keluar, tapi kalau dibandingkan dengan menghadapi tantangan yang sama besarnya, kita lihat perekonomian Indonesia relatif akan cukup moderat dibandingkan kontraksi yang terjadi di hampir seluruh negara," jelas dia dalam diskusi Akselerasi Pemulihan Ekonomi, secara virtual, Selasa (26/1).

Dia menyadari 2020 sangat dirasakan bagaimana tantangan yang dihadapi oleh seluruh dunia termasuk Indonesia. Namun jika dibandingkan negara-negara G20 Indonesia masih menjadi negara besar dengan PDB peringkat 16.

Sementara jika bandingkan negara tetangga, sesama ASEAN dari sisi kontraksi, perekonomian domestik juga tampaknya masih cukup elastis. Di mana kontraksi yang terjadi di Indonesia diperkirakan itu berkisar -2,2 persen sampai -1,7 persen.

"Kalau bandingkan negara lain, besar, seperti G20 dan ASEAN, kita relatif cukup baik. mungkin cuma Tiongkok, Vietnam yang positif," jelas dia.

Dia mengatakan, kontrakasi yang dialami di Indonesia sangat moderat. Dan dalam konteks tersebut, pemerintah sudah melakukan respon secara fiskal.

"Spesifik di sini kita tunjukkan angka realisasi sementar -6,1 persen dari PDB. Sementara banyak negara G20 dan ASEAN itu defisitnya sangat dalam sekali bahkan double digit. Performance dibandingkan ekonomi kita, kita relatif cukup ressileint dengan banyak negara," jelas dia.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kekuatan Perekonomian

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia menambahkan kekuatan perekonomian dalam negeri juga diukur dari hasil investasi, yang menentukan lebih tinggi atau tidaknya. Sedangkan dibandingkan negara lain, salah satu indikatornya adalah proyeksi utang publik terhadap PDB.

"Kalau kita lihat dengan G20 dan ASEAN, rasio utang publik Indonesia termasuk paling rendah dan kenaikannya relatif sangat manageable dibandingkan negara lain," jelas dia.

Adapun rasio utang negara tetangga paling dekat seperti Filipina sudah lebih tinggi dari proyeksinya yakni 48,9 persen. Sementara Indonesia 38,5 persen. Vietnam juga lebih tinggi 46 persen, Thailand 50 persen, dan Malaysia 67,6 persen.

"Di samping kita cukup ressilient perekonomiannya, risiko yang terjadi pun cukup manageable. Sehingga ini adalah menjadi modal kuat bagi kita nanti untuk lihat perekonomian di 2021," kata dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya