Liputan6.com, Wellington- Selandia Baru akan menyetujui penggunaan vaksin Virus Corona COVID-19 paling cepat pekan depan.
Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Selasa (26/1/2021), sehari setelah negara itu mengonfirmasi kasus pertama COVID-19 di antara masyarakat setelah 2 bulan mencatat nol infeksi.
Advertisement
"Kami membuat kemajuan cepat dalam memvaksinasi warga Selandia Baru untuk melawan virus (COVID-19), tetapi kami juga sangat berkomitmen untuk memastikan vaksin tersebut aman dan efektif," kata Ardern dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Tekanan meningkat pada pemerintah Ardern untuk melakukan vaksinasi terhadap warganya, tetapi otoritas Selandia Baru berulang kali mengatakan proses vaksinasi tidak akan mulai dalam waktu beberapa bulan.
Ardern menyatakan, regulator obat Medsafe sedang bekerja untuk memberikan persetujuan sementara untuk vaksin COVID-19 produksi Pfizer dan BioNTech.
Vaksin COVID-19 pertama akan tiba di Selandia Baru pada akhir kuartal pertama 2021, tetapi pemerintah negara itu juga memastikan pihaknya siap bila vaksin datang lebih awal.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Target Vaksinasi untuk Populasi Luas pada Pertengahan 2021
"Yang paling penting adalah saat kita selesai, bukan saat kita mulai," kata Menteri Penanggulangan COVID-19 Selandia Baru, Chris Hipkins dalam pernyataannya.
"Kami berharap dapat mulai memvaksinasi populasi yang lebih luas pada pertengahan tahun," lanjtunya.
Lockdown ketat dan isolasi geografis membantu negara berpenduduk 5 juta itu hampir menghilangkan Virus Corona COVID-19 di dalam perbatasannya.
Selandia Baru kini hanya memiliki 1.927 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
Tetapi dengan pandemi yang menyebar secara global, banyak warga Selandia Baru yang pulang dengan infeksi, termasuk varian baru - meningkatkan kekhawatiran bahwa virus dapat menyebar lagi di antara masyarakat.
Kasus COVID-19 lokal yang terjadi di Selandia Baru baru-baru ini, dialami oleh seorang wanita yang baru saja pulang pada 30 Desember 2020 lalu, dan telah dites positif mengalami virus mutasi baru dari Afrika Selatan.
Kondisi itu terdeteksi setelah wanita tersebut pulang usai menjalani karantina 2 pekan.
Munculnya kasus itu juga membuat Australia menangguhkan perjalanan dengan Selandia Baru selama 72 jam.
Advertisement