Pesan Ridwan Kamil ke PNS Jawa Barat: Jangan Menabung, Ayo Belanja

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpikir untuk bisa meningkatkan daya beli masyarakat di tengah lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Jan 2021, 15:22 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memimpin Rapat Persiapan Pelaksanaan Tes Covid-19, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (23/3/20). (Humas Jabar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpikir untuk bisa meningkatkan daya beli masyarakat di tengah lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19.

Oleh karenanya, ia hendak melanjutkan program bantuan sosial (bansos) kepada kaum menengah-bawah agar daya belinya bisa terungkit.

"Yang terberat saat ini adalah daya beli. Jadi daya beli ini kelompok menengah bawah tertekan. Maka bansos kita teruskan dengan berbagai cara," ujar dia dala sesi webinar, Selasa (26/1/2021).

Tak hanya menaikan daya beli masyarakat menengah-bawah, Kang Emil juga mendorong kaum menengah-atas untuk suka rela membelanjakan uang simpanannya. Dia turut mengajak PNS yang bermukim di Jawa Barat untuk ikut belanja.

Menurut dia, para PNS Jawa Barat pendapatannya terbilang aman selama pandemi Covid-19, sehingga tabungannya bisa digunakan untuk ikut membantu para pelaku UMKM yang tengah kesulitan.

"Bulan depan saya launching agar rakyat Jawa Barat mau belanja, khususnya PNS. Ini kita punya ratusan ribu total yang tidak terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Pendapatannya saya bilang belanja adalah bela negara," imbuhnya.

"Enggak usah nabung-nabung dulu. Nabungnya nanti kalau sudah situasi normal. Sekarang lagi krisis keluarkan tabungannya untuk belanja di UMKM dengan konsep borong dong," ucap dia.

Secara khusus Kang Emil mengajak warga Jawa Barat yang tergolong mampu untuk bertoleransi dengan masyarakat Bali. Seperti diketahui, pandemi Covid-19 berkepanjangan melumpuhkan kegiatan perekonomian di Pulau Dewata, yang mayoritas pemasukannya berasal dari sektor pariwisata.

"Kita akan bantu rakyat Jawa Barat membeli produk-produk kerajinan Bali. Nanti solidaritas kita ke provinsi Bali yang pariwisatanya masih jauh dari pulih dibandingkan provinsi Jawa Barat," pungkas Ridwan Kamil.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Demi Investasi Jawa Barat, Ridwan Kamil Rela Jadi Sales Pulpen

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Jawa Barat mencatat total investasi baik dari dalam maupun luar negeri sebesar Rp 120,4 triliun pada 2020 lalu. Provinsi ini menjadi angka penyumbang investasi terbesar di Indonesia, atau sekitar 14,6 persen secara nasional.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menceritakan, prestasi itu diraih provinsinya lantaran ia tak malu untuk bertingkah bak sales pulpen guna mempromosikan Jawa Barat sebagai lahan investasi.

"Saya itu melaksanakan apa yang pak Menteri/Kepala BKPM (Bahlil Lahadalia) suruh. Pak ub, pokoknya lu jualan seheboh-hebohnya. Jadi saya praktekan mempromosikan Jawa Barat," ungkapnya dalam sesi webinar, Selasa (26/1/2021).

"Pokoknya saya udah kayak sales pulpen aja, ke mana-ada orang yang kelihatannya punya potensi saya deketin, saya ajak makan, saya fasilitasi," Ridwan Kamil menambahkan.

Hasilnya, Kang Emil pun bersyukur Jawa Barat berhasil mempertahankan posisinya sebagai provinsi dengan total investasi tertinggi. Selain itu, Jawa Barat juga sukses menjadi pelaku ekspor nomor satu di Indonesia.

Ridwan Kamil lantas menjelaskan dua alasan utama, mengapa investor senag datang ke Jawa Barat. Pertama yakni wilayah yang dipegangnya punya infrastruktur yang dianggap lebih baik dari provinsi lain, termasuk dengan hadirnya Pelabuhan Internasional Patimban yang sudah viral di seluruh dunia.

"Saya banyak pertanyaan dari duta besar ingin kerja sama karena di Patimban berada di wilayah metropolitan Rebana, sebuah kawasan baru dimana akan ada 13 kota industri baru yang sedang kita konsepkan," terangnya.

Alasan kedua, Kang Emil meneruskan, masyarakat Jawa Barat dinilai sebagai yang paling produktif se-Indonesia. Dia melaporkan, masyarakat di provinsi lain produktivitasnya masih kalah dari warga di Jawa Barat.

"Ada yang pindah dari Jawa Barat mereka balik lagi karena produktivitasnya hanya 60 persen dari apa yang kami kerjakan di Jawa Barat," kata Ridwan Kamil.

"Kedua hal tadi yang kami jaga untuk investasi tetap maksimal, dan kita berharap tambahan infrastruktur yang sedang berlangsung beberapa ruas tol termasuk kereta api cepat mudah-mudahan 2 tahun sudah selesai," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya