Liputan6.com, Jakarta - Pada 24 Januari 2021, pengguna Facebook atas nama Hadi Purnomo mengunggah klaim cara mengetahui apakah ada penyadapan atau tidak di telepon seluler (ponsel) pribadi.
Berikut narasi soal cara mengetahui penyadapan di ponsel pribadi:
Advertisement
"*CEK PENYADAPAN HP Anda*
_Kepada rekan-rekan untuk berhati-hati dari kemungkinan penyadapan nomor HP kita._
Anda bisa melakukan pengecekan sekarang juga di hp anda sendiri dengan mengetik :
_*#21#_
*Lalu tekan/sentuh tombol Call*
Maka akan ada respon dengan memunculkan tampilan :
_Voice : Tidak diteruskan_
_Data : Tidak diteruskan_
_Faks : Tidak diteruskan_
_SMS : Tidak diteruskan_
_Paket : Tidak diteruskan_
_PAD : Tidak diteruskan_
_Sinkron : Tidak diteruskan_
_Tidak Singkron : Tidak diteruskan_
Apabila ada salah satu yg *DITERUSKAN*, maka bisa dipastikan *Nomor anda telah disadap!!!*
_*Unt mematikan smua penyadapan tekan ##002# yess*_
*Semoga Bermanfaat...*"
Lalu, apakah benar jika kita mengetik *#21# bisa mengetahui apakah ada penyadapan di ponsel pribadi? Simak penelusurannya di halaman berikut.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Untuk mengetahui klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Pakar Keamanan dan Kriptografi, Pratama Persadha. Dia mengatakan, klaim ini merupakan hoaks template. Bahkan, sudah tersebar sebelum zamannya smartphone.
"Ini memang konten hoaks yang sudah lama beredar, bahkan sejak sebelum era smartphone, sudah ada. Nomor *#21# hanyalah variasi tombol untuk melakukan call forwarding atau pengalihan panggilan sebuah fitur dari operator seluler, bukan mengecek ponsel kita disadap atau tidak."
"Jadi fitur ini dibuat untuk berjaga-jaga seumpama ponsel kita di wilayah yang sulit sinyal. Nanti akan diarahkan ke nomor ponsel tertentu dengan diawali kode tadi," katanya melalui WhatsApp, Selasa (26/1/2021).
Lebih lanjut, Pratama mengatakan, cara ini bisa dipakai oleh semua operator. Call forwarding ini sebenarnya digunakan apabila telepon milik kita akan disambungkan ke saluran lain, seperti PSTN, mailbox, dan lain-lain.
"Itu kode standar dari semua operator. Sama seperti kita tekan *#06# dari semua ponsel untuk mengecek nomor IMEI," ujar Pratama menjelaskan.
Pratama juga menjelaskan, untuk melakukan pengecekan pada smartphone yang disadap atau tidak ada beberapa cara. Hal yang paling mudah adalah cek secara berkala apakah pulsa dan data ponsel berkurang drastis padahal tidak melakukan panggilan maupun konsumsi data berlebihan.
"Ini karena penyadapan dengan malware berarti ada data yang dikonsumsi karena ada kegiatan pengiriman data oleh malware. Akhirnya karena konsumsi data tinggi, baterai menjadi boros dan lebih cepat panas dibanding biasanya," ujarnya.
Lalu, cara mengecek lainnya secara berkala lakukan panggilan ke nomor sendiri. "Ini mengecek apakah ada yang menduplikasi nomor kita. Bila SIM kita diduplikasi bisa jadi SIM di ponsel kita telah mati dan tidak bisa dihubungi."
"Selain itu kadang saat melakukan pengecekan secara random ada orang lain yang mengangkat telepon, ini artinya ada penyadapan," jelas Pratama.
Dalam beberapa kasus, kata Pratama, penyadapan atau intersepsi menjadikan panggilan lewat jaringan biasa menjadi lebih berisik suaranya. Namun bila panggilan dilakukan lewat data dan dienkripsi, penyadap seharusnya tidak bisa mendengarkan percakapan.
"Prinsipnya hati-hati dalam berinternet dan jangan buka sembarangan situs atau URL. Ini akan meningkatkan resiko ponsel kita disusupi malware dan kita menjadi korban pencurian dan penyadapan data," ujarnya menegaskan.
Klaim ini rupanya sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Liputan6.com pernah menjelaskan soal fungsi dari *#21# pada 2018. Klik artikel berjudul: "Ini Penjelasan Soal Penyadapan Smartphone dari Nomor *#21#" untuk membaca penjelasan lebih mendalam.
Advertisement
Kesimpulan
Klaim ketik nomor *#21#" bisa mengetahui penyadapan di ponsel pribadi adalah hoaks. Nomor itu merupakan call forwarding ini sebenarnya digunakan apabila telepon milik kita akan disambungkan ke saluran lain PSTN, mailbox, dan lain-lain.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement