AstraZeneca Tak Mampu Penuhi Pasokan Vaksin, Uni Eropa Ancam Blokir Ekspor

Uni Eropa yang mengaku tidak puas atas kinerja AstraZeneca mengancam tidak akan mengirim ekspor vaksin dari pengembang tersebut.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Jan 2021, 17:48 WIB
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa mengancam akan memblokir ekspor vaksin Virus Corona COVID-19 ke negara-negara di luar blok seperti Inggris, setelah AstraZeneca dituduh gagal memberikan penjelasan yang memuaskan atas kekurangan besar dosis yang dijanjikan kepada negara-negara anggota.

Mengutip The Guardian, Selasa (26/1/2021), rencana distribusi baru perusahaan farmasi itu dikatakan "tidak dapat diterima" setelah "secara mengejutkan" memberi tahu komisi Eropa pada Jumat 22 Januari akan ada kekurangan yang signifikan pada jadwal aslinya.

Uni Eropa akan menerima dosis 100 juta pada kuartal pertama 2021. 

Tetapi dikhawatirkan blok tersebut hanya akan menerima setengah dari itu meskipun melakukan pembelian di muka yang besar sebelum otorisasi vaksin COVID-19 oleh badan obat-obatan Eropa.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kecewa Tak Bisa Penuhi Janji

Ilustrasi bendera Uni Eropa (AFP Photo)

Dalam pembicaraan sengit dengan kepala eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot, pada hari Senin, presiden komisi Eropa, Ursula von der Leyen , mengatakan perusahaan harus memenuhi kewajiban kontraknya. 

Juru bicara Von der Leyen mengatakan: “Dia menjelaskan bahwa dia mengharapkan AstraZeneca untuk memenuhi pengaturan kontrak yang diramalkan dalam perjanjian pembelian di muka."

Dia mengingatkan Soriot bahwa Uni Eropa telah menginvestasikan sejumlah besar uang di perusahaan di muka dengan tepat untuk memastikan bahwa produksi ditingkatkan bahkan sebelum otorisasi pasar bersyarat diberikan oleh Badan Obat-obatan Eropa.

“Tentu saja, masalah produksi dapat muncul dengan vaksin yang kompleks, tetapi kami berharap perusahaan menemukan solusi dan mengeksploitasi semua fleksibilitas yang mungkin untuk dikirimkan dengan cepat.”

Komisaris kesehatan Uni Eropa, Stella Kyriakides, membuat pernyataan di televisi untuk mengungkapkan rasa frustrasinya atas perilaku perusahaan, memperingatkan bahwa jawaban yang diberikan sejauh ini tidak memuaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya