Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia kompak melemah pada perdagangan Selasa, (26/1/2021) dengan indeks saham China pimpin pelemahan di Asia.
Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 2,55 persen ke posisi 29.391,26. Saham Tencent terperosok 6,26 persen, sedangkan saham Meituan susut 5,3 persen.
Di China, indeks saham Shanghai turun 1,51 persen ke posisi 3.568,43. Indeks saham Shenzhen tergelincir 2,2 persen ke posisi 15.352,42. Demikian dilansir dari CNBC, Selasa pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Indeks saham Korea Selatan Kospi turun 2,14 persen ke posisi 3.140,31. Di Jepang, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,96 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 1,72 persen.
Saham pemasok Apple di Asia cenderung bervariasi. Di Jepang, saham Taiyo Yuden naik 1,49 persen, sedangkan saham Murata Manufacturing menguat 0,66 persen. Di Taiwan, saham Hon Hai Precision Industry atau Foxconn melemah 0,81 persen. Sementara itu, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company susut 2,53 persen.
Saham LG Display di Korea Selatan naik 2,34 persen. Saham AAC Technologies di Hong Kong merosot tiga persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG pada 26 Januari 2021
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bangkit dari zona merah pada perdagangan Selasa, 26 Januari 2021. Aksi beli investor asing masih terjadi di tengah tekanan IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 1,89 persen atau 118,40 poin ke posisi 6.140. Indeks saham LQ45 melemah 2,13 persen ke posisi 966,88. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah. Sebanyak 395 saham merah sehingga menekan IHSG. 94 saham menghijau. 138 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.269,66 dan terendah 6.123.
Total volume perdagangan saham 19,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 17,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 287,02 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.073.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham konstruksi melemah 2,9 persen, dan mencatat penurunan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan merosot 2,7 persen dan sektor saham infrastruktur susut 2,62 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, kasus COVID-19 di Indonesia sudah tembus 1 juta menjadi sentimen negatif bagi pasar saham. Sedangkan dugaan korupsi di BPJS Ketenagakerjaan, Nafan menilai, pasar sangat mengharapkan ada transparansi dalam segala praktik bisnis pasar modal di Indonesia.
“Selain itu, market juga mengharapkan ada supremasi hukum dalam memberantas praktik korupsi yang merugikan iklim investasi pasar modal di Indonesia,” ujar dia.
Advertisement