Liputan6.com, Jakarta - Tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih berlanjut hingga perdagangan saham Selasa, 26 Januari 2021.
Pada perdagangan, Selasa (26/1/2021) IHSG ditutup melemah 118,4 poin atau 1,89 persen ke posisi 6.140,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 21,07 poin atau 2,13 persen ke posisi 966,88.
Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma mengatakan, pada perdagangan hari ini, pasar saham dalam negeri terseret penurunan yang terjadi di regional Asia.
"Hari ini lebih didorong oleh pelemahan serentak regional yang cukup dalam," ujar Suria saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (26/1/2021).
Baca Juga
Advertisement
Seluruh pasar Asia ditutup di zona merah. Antara lain indeks Nikkei melemah 276,11 poin atau 0,96 persen ke 28.546,18, indeks Hang Seng turun 767,75 poin atau 2,55 persen ke 29.391,26, dan indeks Straits Times terkoreksi 28,13 atau 0,95 persen ke 2.945,52.
Surya mengatakan, turunnya pasar saham sebelumnya diduga karena ada margin call investor. Sedangkan investor asing masih terus mencatatkan aksi beli di pasar dalam negeri.
Suria menambahkan sentimen positif yang berpotensi mengungkit IHSG yaitu laporan keuangan perusahaan terdaftar.
"(Sentimen positifnya) mungkin mulai dirilisnya laporan keuangan yang akan dimulai oleh BMRI pekan ini,” kata Suria.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pelaku Pasar Realisasikan Keuntungan
Dihubungi secara terpisah, Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan penurunan IHSG ini merupakan hal yang wajar. Senada dengan Suria, Lukman mengatakan penurunan ini mengikuti koreksi yang terjadi pada regional Asia.
"Sentimen sementara sebenarnya netral. Lebih ke profit taking sejak mencapai all time high,” kata Lukman.
Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, hasil rilis foreign direct investment (FDI) pada kuartal IV 2020 seyogyanya memberikan katalis positif bagi IHSG.
Adapun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan realisasi investasi pada kuartal IV (Q4) 2020, yang mengalami kenaikan baik secara kuartalan (Quartal to Quartal/QtQ) maupun secara tahunan (Year on Year/YoY).
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi pada Q4 2020 sebesar Rp 214,7 triliun. Jumlah tersebut naik 2,7 persen secara QtQ dan 3,1 persen secara YoY.
Di sisi lain kebijakan pemerintah memperpanjang pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan kenaikan kasus COVID-19 berpotensi memberikan sentimen negatif bagi pasar.
Advertisement