Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot selama dua hari berturut-turut pada awal pekan ini. Meski demikian, aksi beli investor asing masih berlanjut.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 1,89 persen atau 118,40 poin ke posisi 6.140,17. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,13 persen ke posisi 966,88. Seluruh indeks saham acuam kompak tertekan.
Sebanyak 395 saham melemah sehingga menekan IHSG. 94 saham menguat dan 138 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.269,66 dan terendah 6.123.
Baca Juga
Advertisement
Secara sektoral, 10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham konstruksi susut 2,9 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham pertanian melemah 2,7 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 2,62 persen.
Total volume perdagangan saham 19,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 17,6 triliun. Investor asing melakukan aksi beli sebanyak Rp 346,64 miliar. Aksi beli investor asing ini tercatat dalam dua hari. Pada Senin, 25 Januari 2021, investor asing beli saham Rp 159,70 miliar. Total aksi beli investor asing mencapai Rp 506,25 miliar.
Analis PT Infovesta Utama Wawan Hendraya menuturkan, tekanan IHSG didorong dua katalis negatif sehingga mendorong investor merealisasikan keuntungan. Katalis tersebut sentimen kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang masih mempertahankan perang dagang dengan China.
Di sisi lain, kasus COVID-19 di Indonesia tembus 1 juta pada 26 Januari 2021. “Dua hal ini menjadi katalis untuk profit taking bagi investor yang sudah masuk semenjak tahun lalu,” kata Wawan saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, IHSG sempat melemah ke 6.400 merupakan hal wajar secara valuasi. Kemudian, IHSG kembali ke posisi 6.100 sehingga membuat valuasi kembali masuk ke level murah. "Ini menjadi investor asing untuk buy on weakness,” tutur dia.
Wawan menilai, tekanan IHSG masih wajar seiring IHSG sudah naik tujuh persen dalam dua minggu. “Memang valuasi jadi mahal, sepanjang bisa ditutup di atas 6.000 sebetulnya sudah baik,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Investor Asing Berpotensi Masih Masuk Sepanjang 2021
Wawan prediksi, investor asing masih terus masuk sepanjang 2021 untuk jangka menengah hingga panjang. Mengingat Indonesia tetap salah satu pasar yang paling menarik di Asia.
“Untuk vaksinasi kita salah satu yang terdepan di Asia Tenggara, diharapkan pemulihan ekonomi bisa lebih cepat di Indonesia. Dengan kasus 1 juta maka PPKM pasti diperpanjang, artinya aktivitas bisnis menurun dan proyeksi pendapatan emiten juga turun, target pertumbuhan ekonomi tak tercapai,” kata dia.
Kepala Riset PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menuturkan, pelemahan bursa Asia dan indeks berjangka Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran lanjutan akan prospek pemulihan ekonomi.
Investor menilai ekuitas telah memasuki fase jenuh beli dan perlu ada koreksi wajar setelah ada rentetan sentimen yang menjadikan alasan investor mengamankan keuntungan jangka pendek.
Advertisement