Liputan6.com, Kendari - Aksi pencurian benda-benda bersejarah terjadi di Museum Sulawesi Tenggara, Senin (25/1/2021) malam. Maling membobol ruang gudang penyimpanan dan membawa kabur sekitar seratus lebih barang koleksi berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Dari keterangan pihak museum, pencuri menggasak puluhan jenis aksesoris pernikahan kuno, perlengkapan memakan sirih, dan dua bilah samurai peninggalan tentara Jepang. Rata-rata berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Kepala Museum Sulawesi Tenggara, Dody Syahrul Syah mengatakan, kebanyakan yang hilang adalah benda-benda berbahan logam. Dia mengungkapkan, bahan koleksi berharga ini terbuat dari tembaga dan kuningan.
Baca Juga
Advertisement
"Aksesoris pernikahan, aksesoris untuk perempuan kuno pada beberapa suku di Sulawesi Tenggara, kebanyakan dari kuningan dan tembaga," ujar Dody Syahrul Syah, Rabu (27/1/2021).
Dia menyebut, rinciannya terdiri dari kalung, gelang, gong, dan beberapa alat antik lainnya. Selain itu, ada koleksi andalan Museum, dua pedang samurai peninggalan salah seorang perwira tinggi tentara Jepang di Kendari.
Pria yang sudah menjabat sejak 2018 ini mengatakan, tidak mengetahui persis kronologi kejadian. Namun, pihaknya memastikan, pencuri masuk dari arah belakang museum.
"Ada tanah kosong dan bangunan gudang di belakang museum, di situ tak dilengkapi CCTV," kata Dody Syahrul Syah.
Daud, salah seorang petugas museum mengatakan, pencuri masuk dan mengosongkan tiga rak berisi benda-benda kuno. Dia menduga, mereka lebih dari satu orang, masuk menggunakan mobil. Sebab, ada jalur bekas ban kendaraan roda empat di atas rerumputan di belakang museum.
"Pencuri meninggalkan dua jenis barang curian yang sempat tidak diangkut, gong dan pedang Tolaki (salah satu suku di Sultra)," ujar Daud.
Diketahui, kerugian pihak Museum Sulawesi Tenggara ditaksir senilai miliaran rupiah. Namun, hingga saat ini, pihak Museum belum menghitung nilai pasti dan jumlah barang-barang yang hilang. Pihak kepolisian juga masih belum melakukan pemeriksaan.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Keamanan Minim
Museum Sulawesi Tenggara, ternyata tidak memiliki fasilitas dan petugas pengamanan. Dari empat gedung penyimpanan benda-benda berharga dan beberapa bangunan kantor, CCTV dan penjaga hampir tak ada.
Padahal, Museum Sulawesi Tenggara menyimpan sebanyak 5.334 barang dan benda berharga. Jumlah sebanyak ini, tersimpan di ruang pameran, ruang utama, dan gudang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara, Asrun Lio mengatakan, pengamanan di bagian belakang museum tidak ada. Museum memiliki penjaga, tetapi selama pandemi Covid-19, tutup dan tidak ada aktivitas pengunjung.
"Hanya aktivitas perkantoran yang ada pada siang hari di gedung depan museum," ujarnya.
Salah seorang staf museum yang enggan disebut namanya mengatakan, sebenarnya pengamanan pada malam hari nyaris tak ada. Pihak museum sudah mengajukan kepada pemerintah provinsi untuk mendatangkan Satuan Polisi Pamong Praja, tetapi nihil.
"Kami mengusulkan sejak 2018, namun tak ada tanggapan," ujarnya.
Hingga saat ini, museum tak dijaga satu pun orang pada malam hari. Kondisi lainnya, museum tampak kotor dan tak terawat. Berbagai jenis tanaman bunga dan rumput liar, tumbuh tak terurus pada hampir seluruh lokasi kantor.
Advertisement