Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir melantik 2 Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (setingkat Eselon I) dan Pratama (setingkat Eselon II) sekaligus menyerahkan SK Staf Khusus I Menteri BUMN di Lingkungan Kementerian BUMN pada Rabu (26/1/2021).
Sesuai Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/03/2020, Menteri BUMN melantik Rabin Indrajad Hattari sebagai Staf Ahli Bidang Industri, Dwi Ary Purnomo sebagai Asdep Bidang Manajemen Risiko dan Kepatuhan serta Ardan Adiperdana sebagai Staf Khusus I Menteri BUMN.
Advertisement
Erick Thohir menyampaikan, dengan pengangkatan Staf Ahli Bidang Industri, diharapkan insan BUMN maupun Kementerian BUMN bisa lebih tanggap dan aware dengan isu-isu terkait BUMN sektor industri.
"Saya berharap dengan pengangkatan Staf Ahli Bidang Industri, insan BUMN dan Kementerian BUMN bisa lebih tanggap dan aware terhadap isu-isu terkait BUMN khususnya di sektor industri, sehingga dapat mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi ini," ujar Erick dalam keterangannya, Kamis (27/1/2021).
Menurut Erick, penambahan 1 orang Stafsus dapat membantunya dalam pengembangan pengaturan perusahaan sehingga akan mendorong kinerja BUMN melalui peningkatan fleksibilitas dan akuntabilitas BUMN.
Selain itu, dengan dilantiknya Asisten Deputi Manajemen Risiko dan Kepatuhan yang baru, diharapkan tidak ada lagi BUMN yang salah melangkah karena gagal menilai dan memitigasi risiko yang dimiliki perusahaan
“Saya ucapkan selamat kepada para pejabat yang telah diangkat dan dilantik. Hendaknya Saudara dapat menjaga komitmen untuk terus meningkatkan kinerja seiring dengan meningkatnya beban dan tanggung jawab Saudara sebagai aparatur negara,” tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tantangan
Pada kegiatan tersebut, Menteri Erick juga mengingatkan para petinggi Kementerian BUMN terhadap tantangan yang dihadapi dalam mengelola BUMN di tengah pandemi Covid-19.
Situasi pandemi, lanjut Erick, telah berdampak secara signifikan terhadap kinerja BUMN di tahun 2020, termasuk dalam hal alur kas, siklus bisnis, proyek-proyek dan beban hutang hingga dividen BUMN.
Dengan demikian, BUMN dituntut memiliki daya tahan (resilience) yang tinggi sehingga kinerja tetap terjaga dan sekaligus dapat mempertahankan perekonomian nasional.
"Untuk itu, saya meminta Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama yang baru dilantik untuk dapat segera merapatkan barisan, bekerja sama dalam membuat kebijakan di tengah kenormalan baru dan mengakselerasi implementasi di lapangan agar BUMN dapat bertahan dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," katanya.
"Kita sebagai aparat pemerintah harus konsentrasi dan bertanggung jawab agar seluruh sumber daya dan kemampuan BUMN menjadi salah satu motor terdepan dalam menyelesaikan permasalahan bangsa," pungkasnya.
Adapun, kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN I dan II, jajaran pejabat Eselon I dan II Kementerian BUMN serta sejumlah Direksi BUMN tersebut dilaksanakan secara virtual.
Advertisement