Pulo Gebang Jadi Terminal Pertama yang Gunakan GeNose

GeNose adalah alat yang mendeteksi virus melalui hembusan nafas yang di simpan di dalam kantung udara.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Jan 2021, 13:25 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) mengecek kesiapan Terminal Bus Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, Kamis (31/12/2020). Sebelumnya Menhub Budi Karya bersama Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meresmikan sistem tiket elektronik Terminal Pulo Gebang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan menerapkan alat GeNose pertama di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur pada 5 Februari 2021. Langkah ini merupakan upaya uji coba secara acak alat GeNose di moda transportasi darat.

“Untuk random sampling itu dilakukan di terminal, tapi dalam waktu dekat ini dilakukan di terminal di beberapa kota. Kita akan mulai dari Terminal Pulo Gebang tanggal 5 atau 6 Februari agar kegiatan ini bisa kita ukur,” kata Menhub Budi dalam Bincang Editor GeNose di Transportasi Umum, Rabu (27/1/2021).

Kemudian untuk evaluasi, kata Menhub perbaikan berasal dari kecakapan para tenaga Kesehatan melalui layanan GeNose. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan baru akan menerapkan di dua stasiun, yakni stasiun Senen Jakarta dan stasiun Tugu Yogyakarta secara mandatori.

Sedangkan untuk moda transportasi darat seperti bus, dan angkutan umum lainnya akan dilakukan secara acak. Setelah melalui proses ujicoba dan dilakukan evaluasi barulah Kemenhub menargetkan GeNose bisa diterapkan di 40 kota.

“Kita bisa mengukur kemampuan dan bisa melatih secara bertahap kemampuan tenaga-tenaga nakes kita. Setelah itu baru dievaluasi, untuk di terapkan di 20 kota dan akhirnya paling tidak dalam 1 bulan mendatang 40 kota sudah menerapkan,” katanya.

Menhub menjelaskan memang untuk moda darat agak complicated, oleh karena itu dilakukan secara acak dulu. Nantinya GeNose akan diberlakukan secara acak kepada masyarakat yang akan menggunakan bus.

“Kita sampaikan kepada masyarakat bahwa jika melakukan kegiatan perjalanan menggunakan bus atau kendaraan darat akan dilakukan random sampling. Jika di test dengan Genose dan dinyatakan positif maka tidak boleh melakukan perjalanan lanjutan,” ujarnya.

Adapun bagi calon penumpang yang akan dites dengan GeNose dihimbau untuk puasa 1 jam terlebih dahulu. Hal itu dilakukan sebagai upaya agar proses deteksi virus corona dalam hembusan nafas bisa terdeteksi dengan baik.

“Mereka yang diperiksa harus berpuasa 1 jam, saya pikir itu satu hal yang mudah, puasa 12 jam saja bisa masa puasa 1 jam saja tidak,” tegas Menhub.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


200 Alat Deteksi Covid-19 GeNose akan Disebar ke 44 Stasiun di Jawa dan Sumatera

Alat deteksi Covid-19, GeNose. (Dok Kemenhub)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menegaskan jika moda kereta api wajib memasang alat deteksi Virus Corona Covid-19 GeNose mulai 5 Februari 2021. Sebanyak 200 unit GeNose sudah dipesan untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera.

Ini diungkapkan Menhub saat melakukan kunjungan kerja ke Terminal Kampung Rambutan, Minggu (24/1/2021). Dalam kunjungannya, Menhub mengecek kesiapan alat pendeteksi Covid-19 GeNose yang akan segera diterapkan.

 "Pada moda kereta api akan diterapkan secara wajib pada tanggal 5 Februari 2021. Sedangkan angkutan bus tidak wajib, tapi akan dilakukan pengecekan secara random menggunakan GeNose mulai 5 Februari 2021, yang akan dimulai dari Pulau Jawa terlebih dahulu," ujar Menhub dalam keterangannya, Minggu (24/1/2021).

Dia mengaku telah mengarahkan Dirjen Perhubungan Darat untuk berkoordinasi dengan para Kepala Dishub di seluruh Indonesia dalam penerapan GeNose ini. Jika saat dilakukan pengecekan secara acak seseorang dinyatakan positif, maka yang bersangkutan tidak dibolehkan berangkat.

Jika ada calon penumpang merasa sakit, dirinya diimbau untuk tidak bepergian dahulu, apalagi menggunakan bus, karena akan terkena cek GeNose secara acak.

"Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik," jelas Menhub.


Harga

Lebih lanjut, alasan mengapa moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose dikarenakan harga tiket pada rute tertentu lebih murah daripada pengecekan tes Covid-19 melalui Rapid Antigen atau PCR Test, sehingga cenderung membebani penumpang.

"Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp 100 ribu, kalau mesti antigen Rp 100 ribu lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40-50 ribu," tegas dia.

"Tapi dengan GeNose ini harganya hanya Rp 20 ribu sekali cek. Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15 ribu, jadi lebih terjangkau," tutur Menhub.

Sementara itu Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan bahwa terminal pertama yang akan menggunakan GeNose adalah Terminal Pulo Gebang.

"Untuk di Jakarta yang pertama kali dilaksanakan adalah di terminal Pulogebang, dan secara bertahap kita sudah pesan 100 unit alat GeNose yang akan segera kita distribusikan ke daerah-daerah," ungkap Dirjen Budi. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya