Kasus COVID-19 Meninggal di Inggris Tembus 100 Ribu, PM Boris Johnson: Saya Sangat Menyesal

PM Inggris Boris Johnson mengungkapkan penyesalannya atas meninggalnya lebih dari 100 ribu orang akibat COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Jan 2021, 16:10 WIB
PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Liputan6.com, Jakarta - Angka kematian akibat COVID-19 di Inggris yang mencapai 100 ribu kasus membuat Perdana Menteri (PM) Boris Johnson mengutarakan penyesalannya di depan publik.

"Sulit untuk menghitung kesedihan yang terkandung dalam statistik suram tersebut," kata PM Inggris itu dalam konferensi persnya di Downing Street hari Selasa waktu setempat.

Ia mengatakan, ada banyak tahun-tahun kehidupan yang hilang, pertemuan yang tak bisa dihadiri kerabat, hingga "kesempatan yang hilang untuk mengucapkan selamat tinggal."

Dikutip dari Mirror pada Rabu (27/1/2021), Johnson mengatakan bahwa terlepas dari serangkaian kesalahannya, ia mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan semua yang bisa mereka lakukan.

"Pada hari ini saya harus benar-benar mengulangi bahwa saya sangat menyesal atas setiap nyawa yang hilang dan sebagai Perdana Menteri saya bertanggung jawab penuh atas semua yang telah dilakukan pemerintah," kata pemimpin negara yang juga pernah terinfeksi virus corona tersebut.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Load More

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Angka Meninggal Akibat COVID-19 di Inggris

Seorang perempuan mengenakan masker saat berbelanja di Borough Market di London selatan selama penguncian nasional (lockdown) ketiga Inggris, Selasa (12/1/2021). Borough Market menjadi tempat pertama yang mewajibkan pemakaian masker di luar ruangan. (AP Photo/Alastair Grant)

Johnson tidak mengungkapkan apa yang menyebabkan angka kematian di Britania Raya begitu tinggi, serta apa yang akan pemerintah lakukan untuk membuat perbedaan.

"Apa yang bisa saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami benar-benar melakukan semua yang kami bisa, dan terus melakukan segala yang kami bisa, untuk meminimalkan kehilangan nyawa dan meminimalkan penderitaan dalam tahap yang sangat, sangat sulit, dan pada krisis yang sangat, sangat sulit di negara kita, dan kami akan terus melakukan itu."

Chris Whitty, Chief Medical Officer for England mengatakan dalam konferensi pers yang sama bahwa tidak mungkin menyebutkan berapa kematian akan terjadi secara keseluruhan.

Namun Whitty menambahkan, sementara tingkat infeksi virus coorna melambat, angka kematian bisa meningkat di tahap yang sangat tinggi saat ini. "Sayangnya, kita akan melihat lebih banyak kematian selama beberapa pekan ke depan."

Mengutip The Guardian, ada 1.631 tambahan kasus COVID-19 meninggal dunia pada hari Selasa waktu setempat, menurut laporan harian pemerintah Inggris. Sehingga, kasus kematian karena infeksi virus corona secara total menjadi 100.162.


Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya