Liputan6.com, Abuja - Delapan anak dan dua orang dewasa di ibu kota federal Nigeria, Abuja, diculik dari panti asuhan oleh pria bersenjata.
Dikutip dari CNN, Rabu (27/1/21), penculik tersebut mengancam akan membuang anak-anak tersebut, jika pihak panti asuhan gagal membayar uang tebusan 10 juta naira atau sekitar Rp 355 juta, kata anggota dewan Alaje Odewu.
Advertisement
Insiden penculikan itu berawal dari pembobolan ke panti asuhan, yang menampung 17 anak di bawah umur pada Sabtu 23 Januari pagi waktu setempat.
"Mereka mengacungkan senapan pada anak-anak, lalu memilih salah satu yang lebih tua dan membawanya pergi bersama dengan ibu mereka yang sedang menggendong bayi berusia kurang dari 1 tahun dan pekerja dewasa lainnya," kata Odewu.
Wanita yang bertugas untuk menjaga anak-anak tersebut kemudian dibebaskan bersama dengan bayi dan seorang gadis lainnya.
Ketika penculik menelepon untuk meminta tebusan, mereka menghina dewan karena tidak segera membayar.
Panti asuhan tersebut mengatakan kepada para penculik bahwa mereka tidak memiliki uang untuk menebus, dan meminta orang-orang untuk berdoa agar anak-anak tersabut kembali dengan selamat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Anak-Anak Menjadi Korban
"Mereka memberi tahu saya bahwa mereka tahu anak-anak itu yatim piatu," kata Odewu. "Saya merasa sangat sedih karena ini hanya anak-anak kecil yang tidak bersalah; yang tertua di antara mereka baru berusia 16 tahun, sebagian besar berusia antara 5 dan 6 tahun."
Sejauh ini pelaku belum diidentifikasi, tetapi polisi sedang melacaknya, imbuh Odewu seraya menambahkan bawa penculikan seperti ini bukanlah hal baru di masyarakat.
Ratusan siswa juga sempat diculik pada Desember 2020 lalu, oleh orang-orang bersenjata di negara bagian Katsina di barat laut Nigeria.
Siswa-siswa tersebut hilang hampir seminggu sebelum militer Nigeria menyelamatkan mereka dari bandit yang menyamar sebagai kelompok teroris Islam, Boko Haram.
Walau memang penculikan dengan unsur-unsur kriminal di negara bagian Katsina telah mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan, penculikan dalam skala sebesar ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Insiden ini mengingatkan peristiwa penculikan pada tahun 2014, saat 276 gadis di Chibok diculik dan lebih dari 100 mereka tidak kembali ke rumah.
Reporter : Paquita Gadin
Advertisement