Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat, selama tahun 2020 secara rerata nilai tukar Rupiah melemah 2,66 persen ke level Rp 14.525 per dolar Amerika Serikat. Sebab pada pada tahun 2019 nilai tukar Rupiah berada di level Rp 14.139 per dolar Amerika Serikat.
"Secara rerata keseluruhan tahun 2020, nilai tukar Rupiah melemah 2,66 persen ke level Rp 14.525 per dolar AS, dari Rp 14.139 per dolar AS pada 2019," tulis Bank Indonesia dalam Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2020 yang diluncurkan pada Rabu, (27/1).
Advertisement
Sebagaimana diketahui, Rupiah sempat tertekan di awal virus corona mewabah di Indonesia. Rupiah tertekan hingga mencapai Rp 16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020.
Pada semester II-2020, Rupiah terapresiasi 1,46 persen secara point-to-point (ptp). Hal ini juga sertai dengan volatilitas yang menurun tajam dari 22 persen pada Juni 2020 menjadi 2,65 persen pada Desember 2020.
Secara point-to-point (ptp), Rupiah terdepresiasi 1,19 persen dan ditutup di level Rp 14.050 per dolar Amerika Serikat pada akhir 2020. Meskipun Rupiah terdepresiasi secara tahunan, depresiasi Rupiah lebih terbatas dibandingkan dengan pelemahan beberapa mata uang negara berkembang lainnya, seperti Rand Afrika Selatan, Lira Turki, dan Real Brazil.
Pada tahun 2020, volatilitas nilai tukar Rupiah meningkat menjadi 15,9 persen dari 7,0 persen pada 2019. Namun angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata volatilitas kawasan terutama Randa Afrika Selatan, Real Brazil, dan Lira Turki.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Transaksi Modal dan Finansial Semester II 2020 Tetap Surplus
Perbaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada semester II-2020 mendorong surplus pada transaksi modal dan finansial (TMF). Kondisi ini ditopang optimisme terhadap perekonomian domestik dan ketidakpastian yang mereda.
"Pada semester II, neraca TMF diprakirakan masih mencatat surplus, meskipun lebih rendah dibandingkan surplus TMF pada semester I 2020," tulis Bank Indonesia dalam Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2020 yang diluncurkan pada Rabu, (27/1).
Neraca TMF yang surplus tersebut didukung besarnya likuiditas global, tingginya daya tarik aset keuangan domestik, dan terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik. Surplus TMF pada tahun 2020 juga disumbang oleh penerbitan obligasi global pemerintah, dalam bentuk global bond dan global sukuk.
Pada investasi portofolio, aliran modal yang keluar pada triwulan I, mulai masuk kembali seiring keyakinan investor yang membaik. Aliran masuk portofolio asing ke pasar SBN tercatat Rp 36,9 triliun. Sedangkan aliran keluar pada instrumen saham tercatat Rp 32,2 triliun sepanjang paruh kedua 2020.
Sementara itu, aliran masuk investasi langsung tetap tercatat surplus sejalan dengan prospek ekonomi domestik yang membaik.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement