Liputan6.com, Jakarta - Seperti halnya di Indonesia, sejumlah negara lain pun telah memasuki tahap kedua vaksinasi COVID-19. Diharapkan dengan penyuntikkan vaksin kedua ini, beberapa kelompok rentan memiliki kekebalan akan virus Corona.
Namun, karena sejumlah orang memiliki beberapa gejala ringan hingga sedang yang muncul seperti pegal-pegal atau nyeri otot atau faktor ketersediaan lainnya, vaksinasi kedua ini bisa menjadi tantangan pemerintah kembali.
Advertisement
Tapi yang jadi pertanyaan, apakah bila seseorang sudah mendapat vaksinasi pertama lalu telat mengambil vaksinasi kedua lalu jadi berdampak buruk?
Seperti dikutip Menshealth, hingga saat ini, peneliti masih belum mengetahui apa dampak persisnya, karena belum ada penelitiannya. Namun para ahli menyarankan untuk tidak menundanya terlalu lama. Karena besarnya manfaat kemanjuran vaksin COVID setelah mendapatkan yang kedua.
Misalnya setelah mendapat dosis kedua vaksin Pfizer dalam rentang 21 hari antara vaksin awal dan kedua, kemanjurannya melonjak dari sekitar 52-60% menjadi sekitar 95%. Lalu setelah mendapat dosis kedua vaksin moderna dalam rentang 28 hari antara vaksin awal dan kedua, kemanjurannya meningkat dari sekitar 85%-90% menjadi 95%. Atau setelah mendapat dosis kedua vaksin sinovac, Coronavac, dalam rentang 14 hari antara vaksin awal dan kedua, kemanjuran totalnya menjadi 50,4%.
"Anda dapat melewati 3-7hari ketika seharusnya Anda mendapatkan suntikan COVID-19 kedua," kata Pakar kesehatan dari Ohio State University Wexler Medical Center.
Simak Video Berikut Ini:
Kata pakar lain
Pakar lain pun sependapat. Seorang peneliti COVID-19, dr. Leo Nissola, sekaligus seorang dokter yang berfokus pada kanker stadium lanjut dengan sistem kekebalan dan imunodefisiensi lainnya bahkan mengatakan, telah divaksinasi kedua tidak menjadi masalah selama tidak lebih dari beberapa bulan.
"Jika sampai telat beberapa bulan, seseorang mungkin perlu divaksinasi ulang,” katanya.
Intinya, alasan kita memerlukan dua dosis adalah karena suntikan kedua membantu meningkatkan kekebalan tubuh dari suntik pertama. Hal itu membantu tubuh menghasilkan tingkat antibodi yang cukup kuat sehingga jika Anda kebetulan tertular virus, tubuh Anda dapat mengatasinya.
Ada beberapa diskusi yang menemukan bahwa jika seseorang hanya memiliki kekebalan parsial berpotensi rentan terhadap varian COVID baru. Meskipun menurut Dr Fagbuyi belum ada cukup data untuk menentukan hal ini saat ini.
Bagaimanapun, ada satu hal yang semua ahli dapat sepakati bahwa vaksin diuji menurut seperangkat prinsip panduan tertentu. Sehingga pelaksanaannya pun harus sesuai dengan panduan tersebut. Atau dengan kata lain, dapatkanlah suntikan kedua tergantung jenis vaksin yang Anda dapat di awal, dan tetap ikuti protokol standar COVID 3M; mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak.
Advertisement