Liputan6.com, Jakarta - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin berkomentar soal Full Wolf Moon atau Bulan Purnama Serigala yang bakal muncul Kamis 28 Januari 2021 -- keterangan waktu menurut Badan Antariksa Amerika, NASA.
Thomas mengatakan, fase Bulan Purnama Serigala akan tampak di Indonesia pada Jumat 29 Januari 2021 dini hari, tepatnya 04.44 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Saat ditanya soal kemungkinan warga Indonesia bisa melihat Bulan Purnama Serigala, Thomas mengatakan "Bisa".
Baca Juga
Advertisement
"Bisa terlihat," ujar Thomas Djamaluddin lewat pesan singkat pada Liputan6.com, Rabu (27/1/2021).
"Subuh pukul 04.44 WIB bulan purnama tepat berada di atas Makkah. Saat itulah saat kita melihat ke arah Purnama."
"Di Makkah pukul 00.44 (Waktu Arab Saudi), di Indonesia pukul 04.44 WIB."
Thomas Djamaluddin menegaskan bahwa pada pukul tersebut bukanlah "kemunculan", tetapi "ketampakan" di ufuk barat, menjelang Bulan Purnama Serigala terbenam.
"Posisi purnama saat tepat di atas Makkah adalah (29 Januari) pukul 04.44 WIB. Itu sudah termasuk fase purnama, walau belum puncak purnama," tegasnya.
Simak video pilihan di bawah ini:
Tips Melihat Bulan Purnama dari Ahli
Untuk melihat "Bulan Purnama Serigala", profesor astronomi Universitas York, Paul Delaney mengatakan bahwa pengamat hanya perlu melihat ke ufuk timur.
Dia menambahkan, meski langit tidak sepenuhnya cerah, kecerahan Bulan Purnama Serigala akan tetap bersinar, demikian dikutip dari laman ctvnews.
"Itu (Full Wolf Moon) akan terjaga sepanjang malam sehingga benar-benar tidak mungkin terlewatkan jika Anda menyaksikan cakrawala timur," kata Delaney.
"Tentu saja [bulan] akan tampak lebih besar di cakrawala - itulah yang kita sebut ilusi bulan - saat ia seperti berjalan melewati pepohonan dan rumah, tetapi ia akan naik ke langit, dan akan terjaga sepanjang malam," tambahnya.
Jika Anda bangun pagi, Delaney menyarankan agar orang Kanada melihat ke langit barat selama dini hari untuk melihat sekilas bulan sebelum matahari terbit.
Dia juga merekomendasikan siapa pun yang berharap mengabadikan momen tersebut, maka diminta untuk mematikan flash kamera mereka.
Delaney mengatakan kecerahan "Wolf Moon" akan membuatnya mudah terlihat dengan mata telanjang, tapi teropong akan mengungkapkan detail lebih banyak.
"Tidak ada bantuan optik yang dibutuhkan untuk melihat bulan. Teropong atau teleskop, mereka meningkatkan apa yang Anda lihat dari segi detail sehingga Anda benar-benar dapat mulai melihat beberapa kawah di satelit itu dengan lebih jelas,".
Sementara "Bulan Purnama Serigala" mungkin tampak sangat cerah, Delaney mengatakan "tidak ada bahaya melihat bulan purnama."
Dia mengatakan hal terburuk yang mungkin terjadi adalah sedikit "buta akibat kecerahan langit".
"Karena Anda telah melihat objek yang begitu terang, pupil Anda telah membesar. Ketika Anda tidak lagi melihat objek yang terang itu, semua yang ada di sekitar Anda terlihat gelap. Itu hanya mata Anda, tidak berbahaya bagi tubuh," kata Delaney.
Advertisement