Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR RI Abraham Lungggana atau Haji Lulung mempertanyakan sikap pemerintah yang meloloskan tenaga kerja asing (TKA) masuk ke Indonesia pada Sabtu, 23 Januari 2021 kemarin. Pasalnya, kasus Covid-19 di Indonesia tengah tinggi-tingginya.
"Ini urusan tenaga kerja asing sebenarnya mainan siapa sih. Kok mereka bisa masuk dengan mudah. Apakah ini Pak Jokowi tidak tahu?," ujar Lulung dalam keterangannya, Rabu (27/1/2021).
Advertisement
Lulung mempertanyakan hal tersebut lantaran Indonesia telah mengeluarkan kebijakan larangan bagi warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia hingga 8 Februari 2021. Menurut Lulung, masuknya ratusan TKA ini sangat berbahaya bagi kesehatan warga Indonesia.
Apalagi, pada Selasa 26 Januari 2021 kemarin kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai angka pesikologis 1 juta orang. Ditambah kasus pada hari ini, secara total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.024.298 kasus.
Politikus PAN itu mengaku heran, saat lonjakan kasus kian tak terkendali, pemerintah justru terkesan membiarkan TKA masuk. Sedangkan di sisi lain perusahaan-perusahaan dalam negeri mengurangi karyawan hingga 50 persen.
Ketua Umum Bamus Betawi ini mengaku khawatir, bila TKA terus dibiarkan masuk ke Indonesia akan muncul varian baru Covid-19. Karena itu, dia meminta Presiden Jokowi turun tangan menghentikan masuknya tenaga kerja luar. Dia juga meminta Jokowi mengevaluasi Menteri Koordinator yang membidangi tenaga kerja asing dan pihak-pihak terkait.
"Hai Menteri atau siapa saja yang mengurusi tenaga kerja asing, kita ini pengusaha di dalam negeri pada mengurangi tenaga kerja, jutaan orang jadi pengangguran karena di-PHK gara-gara Covid," kata Lulung.
Lulung mengakui, perusahaan yang dia pimpin juga mengurangi karyawan sebesar 50 persen. Dia mengaku sedih merumahkan 50 persen karyawannya, sementara pemerintah malah mendatangkan ratusan TKA.
"Termasuk perusahaan saya juga 50 persen karyawan saya rumahkan, saya setiap hari menangis memikirkan nasib mereka. Kok kalian malah main-main. Saya minta Pak Jokowi, tolong tenaga kerja asing itu disetop," kata Lulung.
Lulung meminta Jokowi konsisten dan lebih serius membatasi mobilitas warga negara asing di tengah gelombang PHK besar-besaran akibat pandemi Covid-19. Karena, saat ini di lapangan para TKA terbukti masih saja lolos.
"Kita semua sudah mengikuti imbauan pemerintah dan ikut berpartisipasi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Semua orang menderita karena Covid-19, setiap hari kita rakyat diminta mematuhi prokes 3M. Tapi kenapa kalian malah mendatangkan tenaga kerja dari luar," kata Lulung.
Lulung mengingatkan agar tidak ada pihak yang merasa berkuasa dengan mengorbankan keselamatan rakyat dan negara. Karena bukan tidak mungkin TKA ini yang membuat Covid-19 di Indonesia meningkat.
"Janganlah memperkaya diri sendiri di tengah kesulitan rakyat. Masa pemimpin-pemimpin kita ini enggak punya jiwa patriot sedikit pun untuk bangsa dan rakyat yang sedang susah," katanya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ratusan WN China Masuk Indonesia
Diketahui, sebanyak 153 warga negara China masuk ke Indonesia melalui Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (23/1/2021).
Kepala Sub Bagian Humas Dirjen Keimigrasian Kemenkumham Ahmad Nursaleh mengatakan, mereka masuk sesuai peraturan yang berlaku. Sebanyak 150 orang memiliki izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap, 3 orang lainnya menggunakan visa diplomatik.
"Setelah diperiksa kesehatannya, para penumpang diperiksa dokumen keimigrasiannya. Setelah lengkap selanjutnya diarahkan oleh Tim Satgas Covid-19 menuju tempat karantina," kata Ahmad.
Tak hanya kemarin, pasa Sabtu, 5 September 2020 juga tenaga kerja asing asal China masuk ke Indonesia melalui Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri). Mereka mendarat dengan menggunakan pesawat Qingdao Airlines dengan penerbangan langsung dari China ke Tanjungpinang.
Ini merupakan gelombang kedua setelah awal Agustus lalu 351 TKA China lebih dahulu masuk ke Tanjungpinang. Para pekerja asing yang masuk ke Kepri ini akan bekerja di PT Bintan Alumina Indonesia di Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepri.
Advertisement