Ada pemandangan menarik pada bagian depan beberapa rumah adat Baduy Luar di Kampung Ciboleger Lebak Banten, nampak sebuah bambu besar dengan panjang sekitar 2 meter dilengkapi kran air ditancapkan di depan rumah. (merdeka.com/Arie Basuki)
Warga adat setempat yang kembali dari ladang beberapa mampir membasuh tangan mereka pada air bambu tersebut. (merdeka.com/Arie Basuki)
Sebuah pemandangan salah satu protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan menjaga jarak) untuk mencegah penularan covid-19 sudah mulai diterapkan di kampung adat Baduy luar ini. (merdeka.com/Arie Basuki)
Menyusuri kawasan pemukiman Baduy Luar dari awal Tugu Selamat Datang yang dilengkapi spanduk menjaga protokol kesehatan di Ciboleger hingga berlanjut ke Kampung Belilmbing, Kampung Morango sampai Kampung Gazebo seperti merasakan kembali suasana pada masa sebelum pandemi. (merdeka.com/Arie Basuki)
Warga adat berjalan berinteraksi sesama khas pedesaan tanpa canggung tanpa kekhawatiran. Semua sama, tidak menggunakan masker tanpa ada rasa ketakutan terpapar virus covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)
Hampir setahun pandemi yang menyerang global seluruh dunia, warga Baduy baik Baduy Luar maupun Baduy Dalam sama sekali tidak ada yang terpapar covid-19, alias nol kasus. (merdeka.com/Arie Basuki)
Padahal di luar pemukiman Baduy Luar di Ciboleger yang hanya berjarak sekitar 300 meter terdapat warga positif covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)
Warga adat Baduy dikenal sebagai pekerja keras menselaraskan kehidupan mereka dengan alam sekitar dengan mengacu pada tradisi turun temurum leluhur mereka. (merdeka.com/Arie Basuki)
Mereka mampu menjaga imun daya tahan tubuh mereka dengan berjalan kaki naik turun bukit bercocok tanam mengolah huma (ladang). (merdeka.com/Arie Basuki)
Seperti diungkapkan Bidan Pita dari Puskemes Cisimeut yang sudah enam tahun keluar masuk Kampung Baduy dalam menjalankan pelayanan kesehatan, “Imun mereka terbentuk dari kebiasaan sehari-hari. (merdeka.com/Arie Basuki)
Satu keluarga (ibu, ayah, anak) setiap hari mereka berjalan lebih dari dua hingga tiga kilometer naik turun bukit untuk bekerja di ladang”. (merdeka.com/Arie Basuki)
Hutan di Pegunungan Kendeng yang menjadi tempat bermukim warga adat juga menjadi kearifan lokal mereka dalam mengobati berbagai macam penyakit. (merdeka.com/Arie Basuki)
Seperti madu, tanaman lokal tuak akar randu, kayu kigeulis, daun sirih, bunga koreje, tuak akar randu, kayu kigeulis, daun sirih, bunga koreje, dan lain lain mereka adaptasikan untuk mengobati beragam macam penyakit. (merdeka.com/Arie Basuki)
Namun pandemi covid-19 membawa implikasi lain bagi warga Baduy. Kini wisatawan menurun drastis menyebabkan penjualan produk budaya warga Baduy anjlok drastis, seperti kain tenun, madu, tas baduy, dan lain-lain. (merdeka.com/Arie Basuki)
Seperti diungkapkan Emen, warga Baduy Luar yang mengatakan turun hingga 90 persen menyebabkan warga Baduy terfokus kembali pada mengolah ladang untuk pemenuhan kebutuhan pangan mereka. (merdeka.com/Arie Basuki)