Satgas COVID-19: Sebelum ada Sinovac dan Lain-Lain, Vaksin Terbaik Adalah Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku merupakan vaksin terbaik selain Sinovac guna memerangi Virus Corona penyebab COVID-19

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Jan 2021, 10:23 WIB
Seorang anak mengenakan masker saat bermain di depan rumah di RW 004, Cipinang Melayu, Jakarta, Rabu (27/1/2021). Pemprov DKI Jakarta mencatat sebanyak 54 rukun warga (RW) menjadi zona merah Covid-19 per 21 Januari 2021. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kasubbid Mitigasi Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Nasional, Brigjen TNI (Purn) Drs. T. Irwan Amrun, M.PSI.T, Psikolog mengatakan bahwa vaksin terbaik adalah perubahan perilaku.

Menurutnya, Gugus Tugas penanganan COVID-19 awalnya tidak memiliki bidang perubahan perilaku. Namun, pada Agustus 2020 Gugus Tugas berganti organisasi menjadi Satuan Tugas (Satgas) COVID-19.

Pada saat itulah dibuat bidang perubahan perilaku. Bidang ini memiliki sub bidang sosialisasi, edukasi, dan mitigasi.

“Karena memang lebih bagus preventif kan dibandingkan kuratif atau represif. Sehingga sebelum ada vaksin, saya dan teman-teman mempopulerkan vaksin yang paling bagus adalah vaksin perubahan perilaku,” ujar Irwan dalam webinar Geriatri TV belum lama ini.

Lebih lanjut, Irawan menjelaskan konsep yang ia buat terkait adversary mental profile (AMP). Di mana setiap orang memiliki cara masing-masing dalam menghadapi pandemi COVID-19.

“Jadi setiap orang punya keunikan tersendiri, nggak bisa kita bandingkan diri kita dengan orang lain jadi semuanya punya tantangan. Tapi yang harus kita yakinkan, dari penciptaan manusia itu memang kita diciptakan sebagai pemenang," Irwan menekankan.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Simak Video Berikut Ini:


Tiga Pokok AMP

Irwan juga menjelaskan tiga pokok utama dari konsep AMP. Tiga pokok tersebut yakni ketangguhan, ketahanan, dan fleksibilitas.

Dalam aspek ketahanan, Irwan memfokuskan pada kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah.

“Tidak cukup di situ, seseorang juga perlu memiliki ketahanan juga, bagaimana dia bisa beradaptasi.”

Sedang, aspek fleksibilitas lebih mengarah pada inovasi dan kreativitas.

Ketiga pokok ini perlu diterapkan dalam menghadapi COVID-19 agar tidak terbawa stres dan menjadi beban. Terlebih, stres dapat menurunkan daya tahan tubuh dan jika daya tahan tubuh tidak prima maka potensi terpapar virus menjadi lebih tinggi.

Selain mengubah perilaku, Irawan juga mengimbau masyarakat untuk mengubah cara berpikir dengan melihat sisi positif dari pandemi COVID-19.

“Ini adalah kehendak Yang Maha Kuasa  dan salah satu cara-Nya agar kita sadar akan makna kehidupan. Jadi lihat pandemi COVID-19 dengan cara yang berbeda,” pungkasnya.


Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya